Ibas Dorong Kebangsaan Progresif dalam Kuliah Umum di SPPB UI

Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, baru-baru ini memberikan kuliah umum di Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia. Kegiatan ini dilakukan di Institute for Advancement of Science Technology & Humanity (IASTH) UI, Salemba, Jakarta. Dalam kuliah umumnya yang bertajuk “Dari Ide ke Aksi: Refleksi Kebangsaan, Kepemimpinan, dan Tantangan Global”, Ibas mengajak mahasiswa dan akademika untuk menjadikan semangat kebangsaan sebagai kekuatan yang relevan dengan zaman.

Ibas menekankan bahwa ide kebangsaan harus diwujudkan dalam kebijakan publik yang berdampak langsung pada masyarakat. Dalam diskusi yang bertema “Kebangsaan Progresif: Membangun Indonesia Melalui Gagasan dalam Menghadapi Tantangan Global”, dia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, termasuk krisis energi, pangan, dan iklim, serta disrupsi teknologi dan kecerdasan buatan.

“Di era disinformasi dan krisis kepercayaan ini, kita harus sadar akan pentingnya integrasi antara pemimpin, masyarakat, dan informasi,” ungkap Ibas.

Dalam konteks kompleksitas global, Ibas menjelaskan bahwa dunia saat ini saling bergantung pada berbagai aspek, seperti ekonomi dan teknologi. Dia menekankan bahwa kekuatan saat ini tidak hanya diperlukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat sipil. “Pemerintah harus semakin kuat dan berdaya untuk menjaga negara kesatuan serta demokrasi Indonesia,” tambahnya.

Ibas juga mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Dia berpendapat bahwa nasionalisme masa lalu yang defensif perlu bergeser menjadi kebangsaan progresif yang terbuka, reflektif, dan ilmiah. “Kebangsaan bukan hanya tentang diskusi, tetapi tentang aksi nyata,” tegasnya.

Dalam paparannya, Ibas mengusulkan beberapa langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain pendidikan karakter digital, diplomasi kebudayaan, dan riset strategis berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia mengutip pesan dari mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yang menyatakan bahwa meski kita tidak bisa mengubah arah angin, kita bisa menyesuaikan layar.

Ibas kembali menekankan pentingnya kepemimpinan yang visioner di tengah dinamika global saat ini. “Dunia memerlukan pemimpin yang progresif, kolaboratif, dan adaptif,” ucapnya. Dalam pandangannya, Indonesia harus berdaulat digital, melakukan transisi energi, dan menjaga stabilitas maritim untuk menghadapi tantangan tersebut.

Untuk mengejar hal itu, Ibas menekankan perlunya kolaborasi diplomatik dan penguatan ketahanan sosial-ekonomi. “Pemimpin harus bersikap antisipatif dan inspiratif, bukan sekadar instruktif,” jelasnya.

Kegiatan kuliah umum ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Direktur SPPB UI, Prof. Dr. Supriatna, menyampaikan apresiasi terhadap Ibas, yang telah memberikan semangat dan inspirasi bagi mahasiswa. “Harapan kami, mahasiswa dapat mengambil pelajaran dan berkontribusi untuk pembangunan negara,” ujarnya.

Dari kalangan mahasiswa, Ketua Umum FORMA SPPB UI, Rosabella Izza, ikut mengekspresikan kebahagiaannya. Dia berharap agar ke depannya, bisa melakukan silaturahmi dengan MPR/DPR RI. Rishan, seorang mahasiswa pascasarjana lainnya, mengaku terkesan dengan materi yang disampaikan Ibas. “Sangat berkesan bagi kami. Semoga bermanfaat di masa depan,” ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga membangun jembatan komunikasi antara dunia pendidikan dengan dunia politik, guna menciptakan generasi pemimpin yang siap menghadapi tantangan global di masa mendatang.

Source: nasional.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button