Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengumumkan bahwa siswa sekolah rakyat yang tinggal di asrama akan menerima jatah makan bergizi gratis (MBG) sebanyak tiga kali sehari. Program ini berbeda dengan sekolah lainnya, yang hanya mendapatkan satu kali jatah makan per hari. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan siswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Agus menjelaskan bahwa selama ini, makanan bagi siswa yang tinggal di asrama disuplai oleh perusahaan katering yang ditunjuk oleh Kementerian Sosial. Namun, ke depan, kementerian akan bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan kualitas dan kuantitas makanan yang dipasok. Selain makanan utama, siswa juga akan mendapatkan snack dua kali sehari, yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Perekrutan siswa untuk sekolah rakyat ini akan dilakukan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas. Kementerian Sosial memprioritaskan anak-anak dari keluarga dengan kategori miskin ekstrem dan miskin. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat memutus siklus kemiskinan yang sering kali diturunkan dari orang tua kepada anak-anak mereka. Berdasarkan survei pemerintah, 64,4 persen anak dari orang tua miskin berisiko terjebak dalam lingkaran kemiskinan.
Sekolah rakyat akan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti asrama, dapur, dan tempat makan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mendapatkan akses pendidikan dengan lingkungan yang mendukung. Agus menambahkan, keberadaan sekolah rakyat tidak hanya sebatas memberikan pendidikan, tetapi juga berfungsi untuk membangun kepercayaan diri siswa. Dengan adanya program ini, diharapkan generasi muda Indonesia tidak tertinggal dibandingkan negara lain.
Pengembangan sekolah rakyat juga menjadi salah satu fokus pemerintah, dengan target menambah 100 sekolah baru setiap tahun. Total ada harapan untuk mendirikan 500 sekolah rakyat yang tersebar di wilayah dengan perekonomian paling lemah. Inisiatif ini bertujuan untuk menjangkau lapisan menengah bawah dan memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Agus juga menyoroti pentingnya kerjasama dengan BGN, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas makanan yang diberikan. Kementerian Sosial memiliki komitmen untuk memberikan gizi yang tepat dan cukup kepada siswa, agar mereka dapat berkonsentrasi dalam belajar dan meraih prestasi yang lebih baik.
Dalam konteks yang lebih luas, pendidikan di sekolah rakyat diharapkan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun karakter dan mental yang kuat. Ini menjadi penting agar siswa dapat bersaing di era globalisasi.
Selain memberikan perhatian pada aspek pendidikan, pemerintah juga berupaya untuk memberikan keadilan sosial melalui program-program yang menyasar masyarakat kurang mampu. Dengan adanya makan bergizi gratis tiga kali sehari, diharapkan dapat mendorong minat anak untuk bersekolah, serta meningkatkan tingkat kehadiran dan prestasi belajar mereka.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah siswa yang terdaftar, tetapi juga pada capaian akademis dan perkembangan karakter mereka. Dengan dukungan penuh dari kementerian dan badan terkait, diharapkan sekolah rakyat dapat menjadi salah satu langkah nyata untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Program ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan generasi yang cerdas, mandiri, dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. Di tengah tantangan global yang ada, kehadiran sekolah rakyat semoga dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pendidikan, khususnya bagi anak-anak dari keluarga yang kurang beruntung.
Baca selengkapnya di: www.inews.id