Tim sepak bola cerebral palsy Indonesia bersiap menghadapi tantangan besar dalam IFCPF Asia-Oceania Cup 2025 yang akan diselenggarakan di Solo. Kejuaraan ini diadakan mulai 16 November dan diikuti oleh enam negara pesaing, termasuk Australia dan Jepang di Grup A. Indonesia berupaya lolos ke babak selanjutnya dan mencapai Piala Dunia Sepak Bola Cerebral Palsy 2026 di Amerika Serikat.
Wakil Sekjen National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, yang juga Ketua Panitia, menegaskan harapan agar semua pertandingan berjalan baik. Kontingen negara lain diharapkan mendapatkan kesan positif selama berada di Indonesia. "Kami berharap Indonesia bisa berprestasi maksimal," ungkapnya.
Keunggulan dan Tantangan Tim Indonesia
Indonesia harus bersaing dengan tim kuat seperti Iran, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand di Grup B. Iran, sebagai juara bertahan, dan Australia yang menduduki peringkat 12 dunia, menjadi tantangan besar. Pelatih kepala Indonesia, Yanuar Dhuma Ardiyanto, menargetkan timnya untuk berada di posisi empat besar.
"Australia adalah tim yang kuat dengan pengalaman lebih banyak di level ini," ujar Yanuar. Tim Garuda telah mempersiapkan strategi menghadapi Australia, termasuk analisis permainan pemain berpostur tinggi.
Persiapan Venue Pertandingan
Stadion Sriwedari dan Stadion UNS di Solo terpilih sebagai lokasi pertandingan. Skeptisisme tentang kesiapan venue telah diatasi, dengan tim sesuai standar. Sam Turner, Technical Delegate IFCPF, menegaskan stadium ini menawarkan warisan sejarah penting untuk kejuaraan ini. Stadion Sriwedari pernah menjadi tuan rumah FESPIC Games, menambah nilai lebih atmosfer kompetisi.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Sukses
Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia juga memberikan dukungan penuh untuk kejuaraan ini. Rima Ferdianto, Ketua Panpel lokal, mengapresiasi peran Kemenpora dalam memfasilitasi semua kebutuhan. Dukungan ini diharapkan bisa membuat Indonesia berhasil sebagai tuan rumah acara internasional semacam ini.
Analisis Tim Pesaing
Dalam pandangan pelatih kepala Australia, mereka menghormati kekuatan Indonesia, meskipun unggul dalam peringkat dunia. "Kami tidak meremehkan Indonesia," kata Kai Lammert. Ia menambahkan bahwa persiapan dan pelatihan tim sangat berdampak terhadap hasil akhir pertandingan.
Persaingan Ketat di Grup A dan B
Grup A dipenuhi dengan tim-tim kuat, membuat persaingan semakin ketat. Australia dan Jepang menjadi rival terberat, namun Indonesia terus berupaya untuk menjadi kompetitif. Sementara itu, di Grup B, Iran diperkirakan akan menjadi lawan yang sangat menantang bagi semua peserta.
Tim Indonesia sudah menjalani pemusatan latihan intensif di Solo sejak awal Oktober. Strategi dan latihan yang terencana diharapkan dapat meningkatkan performa mereka di lapangan.
Laga Pembuka yang Menegangkan
Laga pembuka melawan Australia tentunya menjadi momen penting bagi Indonesia. Pertandingan ini akan berlangsung di Stadion Sriwedari, mengundang perhatian publik. Semangat dan dukungan dari masyarakat menjadi harapan terbesar untuk melangkah lebih jauh dalam kompetisi ini.
Keberhasilan dalam ajang ini diharapkan tidak hanya meningkatkan prestasi tim, tetapi juga menarik perhatian lebih besar terhadap olahraga para penyandang disabilitas di Indonesia.
Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia berharap bisa meraih mimpi juara di ajang ini. Sukses dalam turnamen ini bisa membuka lebih banyak kesempatan dan inspirasi untuk atlet lain. Tim Garuda akan berjuang demi membuktikan bahwa mereka bisa bersaing dan menjadi yang terbaik di Asia-Oseania.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com




