Pelaku Ledakan SMAN 72 Mulai Pulih, Polisi Siap Ungkap Motif Mengejutkan di Balik Aksinya!

Polda Metro Jaya tengah mempersiapkan langkah-langkah untuk menggali lebih dalam peristiwa ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Pelaku yang dikenal sebagai F, kini dalam kondisi mulai pulih setelah sebelumnya kritis di ruang ICU Rumah Sakit Polri. Proses pemeriksaan terhadap F sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH) akan segera dilaksanakan.

Pihak kepolisian menjadwalkan koordinasi dengan berbagai lembaga untuk memastikan prosedur perlindungan anak dipatuhi. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto, mengungkapkan bahwa petugas akan meminta keterangan dari F setelah dokter menyatakan bahwa kondisi fisiknya memadai. Ini menunjukkan bahwa polisi sangat berhati-hati dalam menangani kasus ini.

Dalam proses investigasi, sejumlah saksi, termasuk keluarga F dan teman-temannya, telah diperiksa. Menurut keterangan yang dihimpun, F memiliki karakter yang tertutup dan tidak banyak bergaul. Hal ini mungkin berkaitan dengan beberapa dugaan perundungan yang ia alami. Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Asep Edi Suheri, mengkonfirmasikan bahwa penyidik telah mendalami kondisi emosional dan hubungan sosial F sebelum insiden.

Dugaan bahwa pelaku adalah korban perundungan menjadi salah satu fokus dalam penyidikan. Para penyidik percaya bahwa keterangan F sangat vital untuk mengungkap motif di balik tindakannya. Kepolisian sudah memanggil 16 saksi yang terdiri dari keluarga, guru, hingga teman sekolah F untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi yang melatarbelakangi ledakan tersebut.

Ledakan di SMAN 72 terjadi saat kegiatan shalat Jumat. Kejadian tragis ini menyebabkan puluhan siswa mengalami luka-luka dan harus dirawat. Direktur Utama Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, dr. Pradono Handojo, melaporkan bahwa banyak korban mengalami gangguan pendengaran akibat tekanan dari ledakan. Ini menunjukkan betapa mengkhawatirkannya situasi tersebut dan dampaknya terhadap siswa yang terlibat.

Pihak sekolah telah mengambil langkah konkret setelah insiden ini. Beberapa siswa sudah diperbolehkan untuk kembali bersekolah, baik secara langsung maupun secara daring, sesuai dengan pilihan orang tua. Ini merupakan usaha untuk membantu siswa menjalani proses pemulihan pasca-insiden.

Sampai saat ini, F terancam dikenakan sejumlah pasal berlapis terkait tindakannya. Polisi menemukan cukup bukti yang menunjukkan pelanggaran hukum. Hal ini menambah beratnya konsekuensi yang harus ditanggung oleh pelaku.

Di balik semua itu, penting untuk menyoroti bahwa peristiwa ini tidak hanya berhubungan dengan tindakan kriminal saja. Terdapat aspek sosial dan emosional yang perlu diperhatikan. Pemulihan F bukan hanya fisik, tetapi juga mental, untuk menghindari siklus kekerasan yang lebih besar di masa mendatang.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk memastikan bahwa semua langkah yang diambil akan mempertimbangkan keselamatan dan kesejahteraan F sebagai anak. Penanganan yang berimbang antara hukum dan perlindungan anak menjadi prioritas utama.

Dengan perkembangan yang terus berlangsung, publik berharap pihak kepolisian segera menemukan fakta-fakta yang dapat menjelaskan lebih dalam mengenai motivasi di balik tindakan mengejutkan ini. Mari kita tunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwenang.

Berita Terkait

Back to top button