Rektor UI Jalin Kerja Sama Strategis dengan 7 Universitas Tiongkok dan 1 Raksasa Industri

Universitas Indonesia (UI) menjalin kemitraan dengan tujuh universitas dan satu industri besar selama kunjungan Rektor, Prof. Heri Hermansyah, ke Tiongkok. Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya UI untuk meningkatkan peringkatnya di kancah global, dengan target masuk dalam jajaran 100 universitas terbaik dunia sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam kunjungan yang berlangsung selama tujuh hari ini, Prof. Heri menjadi pembicara kunci dalam 2025 World University President’s Forum (WUPF). Event ini dihadiri oleh rektor dan presiden universitas dari berbagai belahan dunia. Pertemuan tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Tiongkok, Ren Youqun, serta dihadiri perwakilan dari lembaga internasional seperti UNESCO dan World Bank.

Selama kunjungan, UI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan universitas terkemuka seperti Peking University, Tsinghua University, dan Shanghai Jiaotong University. Peking University berada di peringkat 14, sedangkan Tsinghua University di peringkat 17 dunia menurut QS World University Rankings. Hal ini menunjukkan komitmen UI untuk menjalin kolaborasi yang kuat di bidang akademik dan penelitian.

Kementerian Pendidikan Tiongkok mendukung upaya ini dengan menyediakan platform bagi universitas untuk saling berbagi visi dan tujuan. Dalam pidatonya, Prof. Heri mengedepankan pentingnya kecerdasan buatan dalam pendidikan. Dia menyebutkan bahwa AI harus diterapkan secara etis dalam pengajaran dan penelitian, sekaligus berkontribusi pada pengembangan industri dan teknologinya.

Prof. Heri juga mengunjungi Tsinghua University dan menandatangani MoU yang mencakup program pertukaran pelajar. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kehadiran UI dalam diplomasi pendidikan internasional. Dengan adanya program pertukaran ini, mahasiswa dan dosen dari Tsinghua akan terlibat langsung dalam kegiatan akademik di UI.

Melalui kolaborasi lebih dalam, Tsinghua University akan menjadi mitra strategis UI dalam berbagai inisiatif, termasuk program gelar ganda. Hal ini bertujuan untuk mendorong sinergi antara kedua institusi dalam riset dan pengembangan teknologi yang inovatif.

UI juga menjalin kerja sama dengan Huayou Group, salah satu industri terkemuka dalam sektor nikel dan kobalt. Kesepakatan ini menandai babak baru bagi hubungan universitas dan industri di Indonesia. Rektor menjelaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada pendidikan dan penelitian. Namun juga mencakup pengembangan fasilitas industri di kampus.

Dalam kesepakatan ini, UI akan menyediakan lahan untuk membangun pusat riset dan laboratorium smelter. Huayou Group akan menyediakan infrastruktur untuk mendukung pengembangan teknologi di bidang industri pertambangan. Model kerja sama ini disebut sebagai “Segitiga Emas” antara UI, Tsinghua, dan Huayou.

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus utama dalam kerja sama ini. Tenaga ahli dari Huayou akan diberi pendidikan di Tsinghua, lalu melakukan riset bersama di UI sebelum terjun ke industri. Selain itu, Huayou berkomitmen untuk berinvestasi lebih dari 20 Miliar USD dalam pengembangan smelter di Indonesia.

UI berharap kerja sama ini tidak hanya memperkuat posisinya di peta pendidikan global. Tetapi juga membawa dampak positif bagi industri dan masyarakat di seluruh Indonesia. Rektor UI mengajak para pemangku kepentingan untuk bergandeng tangan demi kemajuan bangsa melalui inovasi riset, pengembangan teknologi, dan kemitraan global.

Dengan langkah strategis ini, UI semakin dekat untuk menjadi universitas kelas dunia. Keterlibatan dalam forum internasional dan kerja sama dengan industri raksasa menunjukkan bahwa UI siap berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan industri di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button