Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, mengumumkan pentingnya kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi kepada seluruh kepala daerah. Ini mengingat potensi bencana seperti longsor dan banjir yang diperkirakan meningkat dalam beberapa hari ke depan. Pernyataan ini disampaikan di Bogor setelah Rapat Koordinasi untuk pengelolaan batas wilayah negara.
Dalam pertemuan tersebut, Tito mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan khusus. Arahan ini menekankan perlunya memastikan daerah-daerah siap menghadapi bencana. Saat ini, curah hujan di wilayah selatan Jawa Indonesia sudah mencapai level tinggi, meningkatkan risiko bencana.
Mendagri juga menyoroti longsor yang terjadi di Banjarnegara dan Cilacap. Hal ini menjadi perhatian serius dari pemerintah, terutama karena sudah ada korban dan jalan terputus. Tito menyatakan telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Menko PMK untuk merespons situasi ini.
Berdasarkan laporan BMKG, cuaca ekstrem di selatan Jawa dapat berlanjut. Oleh karena itu, Mendagri meminta kepala daerah untuk segera menginventarisasi titik rawan longsor. Langkah pencegahan harus segera dilakukan untuk mitigasi bencana.
Mendagri menjelaskan pentingnya melibatkan semua pemangku kepentingan dalam kesiapsiagaan. Ia mendorong para kepala daerah untuk menggelar apel kesiapsiagaan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri, TNI, dan unsur lainnya. Dengan kolaborasi ini, diharapkan koordinasi dalam menghadapi bencana dapat lebih efisien.
Mendagri juga berencana memimpin rapat virtual dengan seluruh kepala daerah dan Kepala BMKG. Rapat ini bertujuan untuk menjelaskan lokasi-lokasi mana saja yang berisiko tinggi. Mendagri ingin memastikan setiap daerah tahu cara mengantisipasi curah hujan yang akan datang.
BMKG juga melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi hujan di wilayah selatan Jawa. Salah satu strateginya adalah dengan melakukan tabur garam untuk memindahkan intensitas hujan ke laut. Ini merupakan upaya untuk meminimalisir dampak bencana di lapangan.
Mendagri menghimbau kepada media massa untuk menyiarkan pesan kewaspadaan ini. Ia menekankan bahwa kesadaran akan potensi bencana hidrometeorologi harus ditingkatkan. “Kepala daerah harus bergerak proaktif, tidak hanya menunggu bencana terjadi,” katanya.
Saat bencana datang, sangat penting untuk sudah ada langkah-langkah awal yang diambil. Kesiapsiagaan yang matang dapat mengurangi potensi kerugian. Dalam menghadapi bencana, tindakan cepat dan tepat dari pemerintah daerah sangat krusial.
Dengan peringatan ini, diharapkan semua pihak dapat bekerjasama. Peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan adalah langkah awal yang penting. Langkah-langkah ini akan membantu masyarakat dalam mengurangi risiko dan dampak dari bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
Keberhasilan dalam menghadapi bencana ini bergantung pada tindakan preemptive yang dilakukan oleh semua level pemerintahan. Mengantisipasi bencana adalah hal yang tidak boleh dianggap remeh. Saat ini, saatnya bagi kepala daerah dan masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi potensi bencana yang ada.
Baca selengkapnya di: www.suara.com




