Gunung Semeru Kembali Meletus: Apa yang Terjadi Sejak Letusan Terakhir di 2021?

Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat. Erupsi terbaru terjadi dalam pekan ini dan dilaporkan oleh Pos Pengamatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Letusan ini disertai dengan lontaran abu yang signifikan, memaksa evakuasi penduduk dari beberapa desa di lereng gunung.

Sebanyak 300 orang telah dievakuasi akibat letusan ini. Material runtuhan dan awan panas membuat daerah rawan bencana di sekitar Besuk Kobokan menjadi tidak aman. Meskipun erupsi kali ini tidak sebesar yang terjadi pada 4 Desember 2021, peningkatan aktivitas Semeru tetap menjadi perhatian. Erupsi tahun 2021 adalah salah satu yang paling signifikan dalam satu dekade terakhir.

Aktivitas Erupsi Terkini

Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan bahwa erupsi terbaru menghasilkan kolom abu yang dapat terlihat dari puncak Mahameru. Beberapa desa, termasuk Supit Urang, Penanggal, dan Oro-Oro Ombo, mengalami dampak dari hujan debu vulkanik. Penduduk setempat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi penyebaran hujan abu dan material runtuhan, yang dapat memicu aliran lahar saat hujan deras.

Letusan Terbesar Semeru 4 Desember 2021

Letusan pada 4 Desember 2021 dikenal sebagai peristiwa vulkanik paling mematikan di Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir. Awan panas yang meluncur dari puncak Semeru menjangkau jarak yang jauh. Tragedi ini mengakibatkan banyak nyawa melayang dan merusak permukiman serta infrastruktur, termasuk jembatan Gladak Perak yang menjadi penghubung utama antara Lumajang dan Malang.

Sejak saat itu, status Gunung Semeru tetap waspada. Meskipun mengalami erupsi ringan secara berkala, letusan sebesar tahun 2021 belum pernah terjadi lagi.

Waspada Aktivitas Lanjutan

PVMBG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi beberapa hal berikut:

  1. Tidak beraktivitas dalam jarak 5 kilometer dari kawah yang aktif.
  2. Waspada terhadap aliran lahar, terutama di sepanjang Besuk Kobokan.
  3. Mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dalam bidang vulkanologi dan penanggulangan bencana.

Peningkatan aktivitas ini menunjukkan bahwa Gunung Semeru masih dalam fase aktif dan berpotensi mengalami letusan yang lebih besar. Pihak berwenang tetap memantau situasi dengan seksama, agar dapat memberikan informasi terbaru kepada masyarakat.

Masyarakat di sekitar kawasan Semeru diharapkan tetap tenang dan tidak panik. Namun, kewaspadaan harus selalu dijaga seiring dengan aktivitas vulkanik yang masih berlangsung. Pemantauan yang serius dari badan terkait menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana bagi penduduk sekitar.

Dengan perkembangan terbaru ini, penting bagi semua pihak untuk tetap berkoordinasi dan mengikuti arahan dari BPBD dan PVMBG. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama di masa-masa seperti sekarang. Gunung Semeru terus menjadi perhatian, dan segala upaya mesti dilakukan untuk menjaga keselamatan semua yang berada di sekitar kawasan.

Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com

Berita Terkait

Back to top button