Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, baru-baru ini menyoroti akar masalah banjir yang melanda Indonesia dengan menegaskan bahwa kritik terhadap kinerja menteri tidak dapat diukur hanya berdasar satu kejadian. Menurutnya, tindakan saling menyalahkan antarmenteri hanya akan mengaburkan permasalahan utama.
Hasan mengatakan, “Hanya presiden yang bisa memberikan peringatan kepada anggota kabinet.” Sikap saling sindir pun dinilainya tidak menciptakan soliditas dalam kabinet, terutama saat penanganan bencana diperlukan. Dalam konteks ini, ia mengingatkan bahwa kesalahan penanganan lingkungan tidak dapat langsung diarahkan pada satu menteri, terutama jika mereka baru menjabat dalam waktu yang singkat.
Sebuah masalah yang berlarut-larut, seperti banjir, sering kali merupakan hasil dari kesalahan sistematis yang terjadi dalam jangka waktu lama. Hasan melanjutkan, “Ini bukan kesalahan satu orang atau dua orang, coba lihat dulu kesalahan menteri yang bersangkutan.”
Rujukan pada kesalahan yang terjadi selama puluhan tahun menjadi penting. Ia mengajak semua pihak untuk menelusuri apakah benar ada kesalahan yang mendalam dalam pengelolaan lingkungan. Dalam pandangannya, kritik harus diarahkan pada penyelesaian masalah jangka panjang, bukan pada saling menyalahkan antarmenteri.
Dalam upaya berfokus pada solusi, Hasan juga mengingatkan pentingnya kekompakan dalam kabinet. “Ketika bukan Pak Purbaya yang menyenggol menteri lain, kelihatan enggak kalau kabinet jadi tidak solid?” ujarnya.
Situasi saat ini mengharuskan kabinet bekerja sama dan saling mendukung. Dalam menghadapi tantangan besar, kebersamaan merupakan salah satu kunci efektifitas penanganan bencana. Pada akhirnya, pernyataan Hasan menggugah pemahaman bahwa akar masalah harus ditinjau secara menyeluruh. Fokus pada jangka panjang akan membantu dalam menciptakan langkah-langkah strategis untuk mencegah masalah serupa di masa depan.
Dengan demikian, peran presiden sebagai pengambil keputusan tertinggi menjadi lebih menonjol dalam pengawasan kinerja menteri kabinet. Dalam konteks ini, kritik, komentar, dan rekomendasi sebaiknya diadakan dengan cara yang konstruktif. Mengingat kompleksitas masalah banjir, langkah-langkah jangka panjang lebih mendesak dibandingkan sekadar mencari kesalahan individu.
Dalam pandangan Hasan, menyudahi adu sindir di dalam kabinet adalah langkah pertama menuju proses perbaikan. “Ayo taubatan nasuha,” ungkapnya seraya mengharapkan semua pihak untuk berfokus pada penyelesaian masalah. Dengan cara ini, diharapkan negara dapat lebih tanggap serta responsif dalam menghadapi bencana dan tantangan lingkungan yang kian kompleks.
