Indra Sjafri telah menunjukkan kepiawaiannya dalam dunia pelatihan sepak bola di Asia Tenggara, menjadikannya sebagai andalan Timnas Indonesia. Dalam 30 tahun terakhir, hanya Indra Sjafri yang berhasil membawa skuad Garuda Muda, baik di level U-22 maupun U-23, meraih berbagai gelar bergengsi seperti Piala AFF U-23 dan SEA Games. Ini menunjukkan bahwa prestasinya di pentas regional sangat mengesankan dan tidak dapat dipandang sebelah mata.
Pada 2019, Indra Sjafri berhasil mengantar Timnas Indonesia U-22 merebut gelar Piala AFF U-22 setelah menaklukkan Thailand U-22 dengan skor 2-1. Gelar tersebut menjadi yang pertama untuk Indonesia di ajang tersebut. Prestasi ini diulang empat tahun kemudian, ketika Sjafri kembali membawa Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas pada SEA Games 2023 dengan mengalahkan Thailand U-22 dengan skor mencolok 5-2. Ini merupakan medali emas pertama untuk Indonesia dalam 32 tahun, yang menunjukkan konsistensi dan kemampuannya sebagai pelatih.
Dalam hal prestasi, Indra Sjafri juga telah membawa Timnas Indonesia U-19 meraih gelar Piala AFF U-19 pada tahun 2013 dan kembali pada tahun 2024. Data ini menegaskan bahwa Indra adalah pelatih yang sukses dan layak dijadikan rujukan untuk membawa Timnas Indonesia meraih kemenangan di level ASEAN.
Namun, jika dibandingkan dengan pelatih lain seperti Shin Tae-yong dan Gerald Vanenburg, situasi tersebut menunjukkan kontras yang mencolok. Shin Tae-yong, meskipun telah melatih Timnas Indonesia selama lima tahun, belum pernah meraih gelar di tingkat regional. Dia berhasil membawa Timnas senior mencapai babak 16 besar Piala Asia 2023 dan babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, tetapi langkahnya di ajang AFF senior berakhir sebagai runner-up pada tahun 2021 dan tersingkir di fase grup pada 2024. Di level U-23, Timnas U-23 asuhan Shin kalah dari Vietnam di final SEA Games 2023, sementara di level U-19, timnya tersingkir pada fase grup Piala AFF U-19 2022 setelah kalah dari Thailand dan Vietnam.
Gerald Vanenburg, pelatih asal Belanda yang baru menjabat, melatih Timnas Indonesia U-23 untuk waktu yang singkat. Meskipun mencapai posisi runner-up di Piala AFF U-23 2025, palangannya belum memiliki cukup waktu untuk menuai prestasi besar seperti yang telah dilakukan oleh Indra Sjafri.
Menyusul kegagalan Vanenburg untuk memimpin Timnas U-23 di SEA Games 2025, nama Indra Sjafri kini muncul sebagai kandidat kuat untuk memimpin skuad Garuda Muda. Ia saat ini masih terlibat dalam organisasi PSSI sebagai Pelaksana Tugas Departemen Teknik, yang menunjukkan kedekatannya dengan manajemen PSSI dan memudahkan transisi jika ia kembali dipercaya memimpin tim.
Sungguh menarik untuk menyaksikan bagaimana Indra Sjafri berpotensi kembali membuktikan kemampuannya dalam memimpin Timnas U-23 dalam ajang SEA Games mendatang. Dengan rekam jejak yang kuat di level Asia Tenggara, harapan untuk meraih prestasi lebih tinggi seakan terbuka lebar di hadapan Indra. Jika ia kembali dipercaya, tim-tim lain di kawasan ini harus bersiap menghadapi tantangan dari Indonesia yang semakin kuat di bawah kepemimpinannya.
Dalam konteks ini, Indra Sjafri bukan hanya gapai prestasi, tetapi juga menjadi simbol harapan bagi sepak bola Indonesia. Setiap langkah yang diambilnya akan terus mendapat pengawasan dan dukungan, mengingat pentingnya posisi Indonesia dalam kompetisi sepak bola region ini. Keberhasilan di level U-22 dan U-19 menjadi landasan bagi harapan baru bagi Timnas Indonesia dalam menjajaki level yang lebih tinggi di masa depan.





