Akhir Karier Panya Pradabsri, Juara Dunia Tinju 2 Divisi, Fokus Urus Keluarga

Panya Pradabsri, juara dunia tinju dua divisi yang berasal dari Thailand, secara resmi mengumumkan pensiun dari dunia tinju setelah menjalani karier yang cemerlang selama lebih dari dua dekade. Keputusan ini datang setelah kekalahan mengejutkan dari Carlos Canizales, yang menandai akhir perjalanan mengesankan bagi petinju berusia 34 tahun ini. Pradabsri menyatakan bahwa kini saatnya untuk mengutamakan keluarga setelah mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk olahraga ini.

Rekor tak terbantahkan Pradabsri mencakup 44 kemenangan, 3 kekalahan, dan 27 kemenangan melalui KO. Dalam waktu 11 tahun berkarier, ia juga memiliki rekor 6-2 dalam pertarungan gelar utama di kelas jerami dan kelas terbang junior. Prestasi terbesar Pradabsri adalah ketika ia menjadi petarung pertama yang mengalahkan Wanheng “TBE” Menayothin, petinju tak terkalahkan saat itu, untuk merebut gelar kelas jerami WBC pada tahun 2020.

Kedua petinju ini memiliki rivalitas yang sengit, dan pertandingan ulang mereka di tahun 2022 semakin menegaskan dominasi Pradabsri di kelas tersebut. Setelah mempertahankan gelarnya dengan sukses dalam dua pertarungan, Pradabsri menghadapi tantangan baru dengan menyerahkan sabuknya kepada Yudai Shigeoka di Osaka, Jepang. Pertarungan itu menandai perjalanan tandang pertama sekaligus terakhir Pradabsri di kelas jerami.

Dalam pertandingan terakhirnya yang emosional melawan Carlos Canizales, Pradabsri mempertaruhkan sabuk kelas terbang junior WBC yang kosong. Setelah melewati 12 ronde, hasil pertandingan berakhir dengan kontroversial. Meski Pradabsri sempat menjatuhkan Canizales di ronde keempat, ia akhirnya kalah dengan penghentian di ronde kelima, sebuah pengalaman yang sangat sulit bagi kariernya.

“Terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya selama 25 tahun perjalanan saya di atas ring,” ungkap Pradabsri. Dengan tulus, ia menambahkan, “Sekarang saatnya untuk mengurus keluarga saya.”

Pensiunnya Panya Pradabsri bukanlah keputusan yang mudah. Di tengah kesuksesannya di arena tinju, ia merasa bahwa sudah saatnya mengesampingkan ring demi keluarga yang telah lama ditinggalkannya. Prioritas baru ini menunjukkan perubahan fokus yang sangat mengharukan, terutama bagi seorang atlet yang telah berjuang keras untuk mencapai puncak kariernya.

Sebelum resmi mengundurkan diri, beredar kabar mengenai kemungkinan adanya pertandingan ulang dengan Canizales, namun Pradabsri tampaknya menolak ide tersebut. “Saya mengakhiri perjalanan tinju saya di sini,” tegasnya, menyoroti keputusan bulat untuk keluar dari pertandingan profesional.

Dengan keputusan pensiun ini, Panya Pradabsri tidak hanya meninggalkan warisan prestasi yang mengesankan tetapi juga contoh bahwa kehidupan pasca-aktif di ring tinju dapat lebih berarti dengan mengutamakan keluarga. Sebagai sosok yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk tinju, keputusannya memberikan inspirasi bagi banyak orang, baik penggemar maupun sesama atlet, untuk mengejar keseimbangan yang lebih baik antara karier dan kehidupan pribadi.

Masyarakat Thailand dan penggemar tinju di seluruh dunia akan selalu mengenang Panya Pradabsri sebagai salah satu petinju hebat yang pernah ada. Kini, langkah baru dalam hidupnya menantang untuk membangun masa depan bersama keluarganya setelah keluar dari dunia yang penuh tantangan dan risiko. Keputusan Panya jadi pengingat akan pentingnya keluarga, terutama setelah perjalanan panjang dan melelahkan di dunia olahraga profesional yang telah ia jalani.

Berita Terkait

Back to top button