Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, baru saja mengonfirmasi bahwa Kuwait telah mundur sebagai lawan Timnas Indonesia dalam FIFA Matchday yang dijadwalkan pada September 2025. Keputusan ini tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga pada Uni Emirat Arab (UEA) yang juga seharusnya menghadapi Kuwait. Mundurnya Kuwait memunculkan potensi Timnas Indonesia untuk melawan Timnas Vietnam, yang saat ini sedang mencari lawan untuk laga internasional mereka.
Kuwait seharusnya menjadi lawan Indonesia dalam pertandingan yang direncanakan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. “Kami sudah menerima surat resmi dari Kuwait yang menyatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi, dan kami tidak tahu penyebab pastinya,” ungkap Erick Thohir. Hal ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat sebelumnya Kuwait telah memberikan konfirmasi tertulis untuk ikut serta. Hal ini mengindikasikan adanya isu internal yang belum terungkap, yang membuat Kuwait membatalkan keikutsertaan mereka.
Menanggapi situasi ini, PSSI langsung melapor kepada AFC untuk menjelaskan mundurnya Kuwait dari pertandingan tersebut. Saat ini, fokus PSSI adalah mempersiapkan Timnas Indonesia untuk melawan Lebanon yang akan berlangsung pada 8 September 2025. Erick Thohir menyatakan bahwa pelatih Patrick Kluivert mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk memberikan timnya waktu lebih banyak berlatih dan beradaptasi sebelum menghadapi Lebanon.
Mundurnya Kuwait memberikan PSSI tantangan baru dalam menemukan lawan pengganti. Salah satu opsi yang muncul adalah Timnas Vietnam. Mereka adalah tim yang cukup kuat dengan performa yang tak boleh diremehkan, sehingga menjadi alternatif yang layak bagi Indonesia. Yang lebih menarik, saat ini Timnas Vietnam tidak memiliki jadwal laga internasional pada FIFA Matchday tersebut dan hanya menjalani uji coba melawan tim lokal.
Kemungkinan Timnas Vietnam bersedia menjalin kerjasama dengan PSSI untuk mengadakan pertandingan tidak dapat diabaikan. Pelatih Vietnam, Kim Sang-sik, juga belum pernah menghadapi Timnas Indonesia yang saat ini dilatih oleh Kluivert. Pertandingan melawan Vietnam bisa menjadi ajang yang menarik dan menantang bagi kedua tim.
Daftar alternatif lawan yang mungkin tersedia bagi PSSI pasca mundurnya Kuwait masih dalam tahap pemikiran. PSSI tentunya ingin menjaga hubungan baik dengan semua anggota AFC dan berharap bisa segera menemukan lawan yang sepadan. Target yang diusulkan adalah agar pertandingan yang akan datang dapat memberikan pengalaman berharga bagi Timnas Indonesia, sebelum mereka menghadapi lawan-lawan yang lebih kompetitif di ajang yang lebih besar.
Sementara itu, Erick Thohir menekankan pentingnya menjalin komunikasi yang baik antara federasi untuk menjaga hubungan. “Kami tentu berharap agar ke depan tidak ada lagi masalah serupa, dan kami terus menjalin kerjasama yang konstruktif dengan negara-negara lain dalam keterlibatan sepakbola internasional,” tambahnya.
Mundurnya Kuwait tidak hanya berdampak pada jadwal pertandingan, tetapi juga memunculkan kesempatan bagi Indonesia untuk membuktikan diri melawan tim seperti Vietnam. Bagi penggemar sepakbola tanah air, pertandingan yang mungkin akan digelar ini bisa menjadi momen seru, terutama mengingat rivalitas kedua tim di kancah sepakbola Asia Tenggara.
Meskipun masih dalam tahap perencanaan, potensi laga ini diharapkan dapat memberikan energi positif bagi perkembangan Timnas Indonesia, sekaligus menjadi ajang hiburan bagi para penggemar sepakbola di tanah air. Kini saatnya PSSI bergerak cepat untuk menyusun rencana dan memastikan bahwa Timnas Indonesia tetap memiliki jadwal pertandingan yang padat dan berkualitas.





