Ledakan Followers! Klub Eropa Tambah Jutaan Fans Berkat Pemain Keturunan Indonesia

Fenomena ledakan followers di media sosial meruak berkat peningkatan popularitas pemain keturunan Indonesia yang berkarier di klub-klub Eropa. Dalam waktu singkat, banyak dari mereka berhasil meraih jutaan pengikut di platform seperti Instagram. Ini bukan hanya menguntungkan para pemain tetapi juga klub-klub yang mereka bela, yang kini merasakan dampak positif dari popularitas para bintang tersebut.

Salah satu contoh yang paling mencolok adalah Mees Hilgers, bek FC Twente, yang memutuskan membela Timnas Indonesia. Sejak keputusan tersebut diambil pada September 2024, jumlah pengikut Hilgers di Instagram meningkat dari 138 ribu menjadi lebih dari 2 juta dalam setahun. Lonjakan signifikan ini menunjukkan antusiasme besar dari penggemar sepak bola di Indonesia.

Tak jauh setelah Hilgers, Eliano Reijnders dari PEC Zwolle juga mencuri perhatian. Pengikutnya melonjak dari 12 ribu menjadi 1,6 juta. Ketertarikan terhadap pemain keturunan Indonesia membuat klub-klub Eropa kebanjiran followers baru. Almere City, misalnya, mengalami peningkatan luar biasa setelah kedatangan Thom Haye, dan dalam akhir pekan saja, follower-nya meroket. Hal serupa terjadi pada FC Twente yang mendapatkan tambahan 140 ribu fans baru.

Klub-klub ini tidak hanya mendapatkan pengikut, tetapi juga merasakan efek jangka panjang dari popularitas pemain keturunan Indonesia. PEC Zwolle mencatat adanya pertumbuhan sekitar 20 ribu pengikut dari Indonesia, sementara NEC Nijmegen mengalami kenaikan dari 95 ribu menjadi 170 ribu followers.

Dampak Positif dan Negatif

Meskipun popularitas para pemain ini datang dengan banyak keuntungan, terdapat sisi gelap yang menyertai. Justin Hubner, yang saat ini memiliki 3,9 juta followers, mengaku bahwa ia kadang-kadang menerima pesan kebencian dan ancaman. Meskipun demikian, ia berusaha lebih fokus pada dukungan positif yang jauh lebih mendominasi.

Di sisi lain, para pemain tersebut juga pandai memanfaatkan basis penggemar yang besar. Hilgers, misalnya, membangun fitur berlangganan dengan konten eksklusif di Instagram, yang berharga 0,49 euro per bulan. Ia bahkan menargetkan untuk mengejar rekor followers pemain lain, Rafael Struick dari Dewa United, yang saat ini memegang posisi teratas dengan 4,5 juta pengikut.

Tren Berkelanjutan di Sepak Bola Eropa

Kenaikan follower ini bukan sekadar fenomena sesaat. Tren ini terus berlanjut dengan kedatangan pemain baru yang juga memiliki garis keturunan Indonesia. Nathan Tjoe-A-On dan Calvin Verdonk adalah contoh pemain yang tidak hanya berhasil menarik perhatian di lapangan tetapi juga menambah jumlah penggemar klub mereka. Tjoe-A-On saat ini memiliki 2,8 juta follower, yang membantu Willem II menembus angka 100 ribu followers untuk pertama kalinya.

Dengan berbagai pemain keturunan Indonesia yang berkarier di Eropa, tidak diragukan lagi bahwa keberadaan mereka akan terus menarik minat serta dukungan dari penggemar sepak bola Indonesia. Ini bukan hanya berlaku bagi para pemain itu sendiri, tetapi juga untuk klub-klub yang mereka bela, yang kini dapat meraih demografi baru dalam pasar penggemar sepak bola.

Dalam dunia yang semakin berkaitan dengan media sosial, interaksi antara pemain, klub, dan penggemar menjadi lebih vital. Ledakan followers ini memperlihatkan bagaimana budaya sepak bola dapat menjalin koneksi lintas negara. Perlahan tetapi pasti, dinamika dalam olahraga ini bertransformasi, khususnya di era digital saat ini.

Berita Terkait

Back to top button