Kekacauan mewarnai acara tinju yang dipromotori oleh Jon Jones di Dirty Boxing Championship 3, ketika petarung Sean Hotusing kalah KO dan kemudian menyerang seorang petugas keamanan. Insiden itu terjadi setelah pertarungan pendahuluan yang melibatkan Dustin Bailey, yang berhasil mengalahkan Hotusing dengan sebuah pukulan keras yang membuat lawannya pingsan di ronde kedua.
Setelah pertandingan, saat Bailey sedang diwawancarai di atas ring, Hotusing terpergok menggunakan tinju untuk menyerang seorang petugas keamanan. Kejadian itu jelas mengejutkan penonton yang hadir di The Hangar, Miami, Florida, pada Jumat malam. Hotusing, setelah menghajar petugas, berhasil terjatuh dan berusaha melarikan diri dengan menggulingkan diri di bawah tali ring. Situasi yang tegang ini menciptakan momen dramatis sebelum petarungan dilanjutkan setelah tim keamanan menangani insiden tersebut.
Dirty Boxing Championship, yang dipromosikan oleh Jon Jones dan Mike Perry, menampilkan beberapa pertarungan lain yang menarik perhatian, termasuk tampilnya mantan petarung UFC seperti Tyson Nam dan Alex Caceres. Dalam even tersebut, Nam mengalahkan Ricky Bandejas dengan cepat, dan Caceres juga meraih kemenangan di ronde kedua.
Tindak kekerasan Hotusing tidak semata-mata menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri, tetapi juga menyoroti isu penting mengenai perilaku petarung pasca-pertandingan. Insiden ini menarik perhatian luas, tidak hanya karena kekerasan yang terjadi, tetapi juga menggugah diskusi mengenai tekanan mental yang dihadapi oleh petarung dalam kompetisi tinggi semacam ini.
Dalam setiap pertandingan Cannon, seorang petarung MMA regional, mencatat kemenangan mengejutkan dalam waktu 19 detik melawan juara kelas menengah Bellator, Hector Lombard. Acara ini menampilkan aturan kompetisi yang unik, di mana pertarungan dilakukan dengan sarung tangan MMA 4 ons dan membatasi beberapa teknik, sementara izin lainnya seperti pukulan siku dan ground and pound dibiarkan proporsional dengan gaya tinju tradisional.
Penanganan profesional terhadap situasi yang muncul di acara tersebut menjadi kunci dalam menjaga suasana dan melanjutkan program pertandingan. Hasil akhir dari Dirty Boxing Championship 3 menunjukkan beberapa momen mendebarkan, dengan Jairzinho Rozenstruik merebut gelar kelas 265 pon dengan sukses.
Hotusing tidak hanya menghadapi kekalahan di ring, tetapi juga harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Insiden ini menunjukkan pentingnya kontrol diri dan disiplin dalam dunia pertarungan. Para penggemar dan analis olahraga kini menunggu langkah pihak penyelenggara dan tindakan yang akan diambil terhadap Hotusing.
Kejadian seperti ini juga membuka diskusi yang lebih luas tentang tuntutan mental yang dirasakan oleh para petarung, serta perlunya adanya dukungan psikologis bagi mereka. Insiden di ajang Dirty Boxing Championship 3 membuktikan bahwa dunia bela diri tidak hanya tentang fisik, tetapi juga tantangan mental yang harus dihadapi para petarung setiap kali mereka berada di dalam ring.
Sebagai tambahan, Dirty Boxing Championship telah mengadaptasi sejumlah peraturan baru yang dianggap lebih menarik bagi penonton. Dengan sistem nilai sepuluh poin yang diterapkan dalam penilaian, diharapkan akan ada penetapan pemenang yang lebih adil, dan jika tidak ada keputusan yang jelas, petarung akan menjalani ronde tambahan untuk memperoleh hasil akhir. Peraturan ini menunjukkan evolusi dalam dunia tinju, yang semakin berinovasi untuk menjaga keterlibatan dan minat penonton.





