Erick Thohir, yang baru dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia, bukanlah satu-satunya yang memegang dua jabatan penting di bidang olahraga dan pemerintahan. Di tingkat internasional, ada beberapa orang lain yang juga pernah merangkap jabatan serupa, termasuk Vitaly Mutko dari Rusia dan Adnan Dirjal dari Irak. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan transparansi dalam menjalankan dua peran sekaligus.
Erick Thohir dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 17 September 2025, menggantikan Dito Ariotedjo. Pelantikannya mendapat sorotan karena dia juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Meskipun banyak yang khawatir mengenai potensi tumpang tindih kepentingan, kepastian datang dari FIFA yang menyatakan dukungannya terhadap posisi ganda tersebut. "FIFA sudah memberikan restu atas posisi yang diemban Erick Thohir," ungkap sumber yang dekat dengan organisasi sepak bola tersebut.
Mengamati Kasus Vitaly Mutko
Sebelumnya, Vitaly Mutko adalah Menpora Rusia dari 2008 hingga 2016, dan ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Sepak Bola Rusia (RFU) dari 2015 hingga 2018. Selama satu tahun, Mutko menjalankan kedua jabatan secara bersamaan. Namun, posisi rangkap jabatan ini menuai kritik, terutama setelah terungkapnya skandal doping yang mengarah kepada dugaan korupsi di dalam tubuh pemerintahan olahraga Rusia.
Perlu dicatat, kasus Mutko menjadi studi kasus penting dalam diskusi mengenai konflik kepentingan dalam olahraga, terutama ketika menyangkut keputusan yang melibatkan kepentingan negara dalam konteks internasional. Hal ini juga mengingatkan publik tentang tantangan serta tanggung jawab besar yang harus dihadapi oleh mereka yang merangkap jabatan.
Adnan Dirjal dan Pengalaman di Irak
Di Irak, Adnan Dirjal mencuri perhatian dengan menjabat sebagai Menpora sejak 2020 dan terpilih sebagai Ketua Umum Federasi Sepak Bola Irak (IFA) pada 2021. Jabatan Menpora Dirjal berakhir pada tahun 2022. Meskipun kedua peran ini berlangsung bersamaan untuk waktu yang lebih singkat, hal ini juga menunjukkan bahwa model kepemimpinan serupa dapat ditemukan di berbagai negara.
Dirjal berpendapat bahwa memiliki pengalaman dalam pemerintahan dan organisasi olahraga dapat memperkuat pengambilan keputusan yang lebih baik. "Dua jabatan ini membantu saya memahami tantangan yang dihadapi oleh olahraga di Irak dan mencari solusi yang tepat," ujarnya dalam sebuah wawancara.
Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas
Banyak pihak yang bertanya-tanya tentang bagaimana pengelolaan olahraga dapat dilakukan secara efektif jika seorang individu memiliki kendali atas dua peran besar. Ketika bertanggung jawab dalam kapasitas ganda, transparansi menjadi kunci untuk meminimalisir potensi konflik kepentingan.
Di Indonesia, keraguan masyarakat semakin meningkat, terutama di saat kondisi sepak bola nasional memerlukan perhatian dan pembenahan. Dengan rangkap jabatan tersebut, masyarakat berharap adanya pengaturan yang jelas untuk memastikan tidak ada keputusan yang merugikan salah satu peran.
Memperhatikan Konteks Global
Kondisi rangkap jabatan di dunia olahraga bukanlah fenomena baru. Di berbagai negara, pengamatan terhadap kompetensi dan integritas pegiat olahraga sangat penting. Kasus internasional seperti mutasi Covid-19 yang mempengaruhi kompetisi memaksa setiap pemangku kepentingan untuk beradaptasi.
Dalam konteks ini, kehadiran Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketua PSSI diharapkan dapat membawa angin segar bagi perkembangan olahraga di Indonesia. Namun, sangat penting bagi dia untuk menjaga keseimbangan antara tugas dan tanggung jawab dari kedua jabatan tersebut.
Perkembangan lebih lanjut akan mempengaruhi dinamika olahraga Indonesia dan diharapkan ada solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Apapun hasilnya, memperhatikan jejak para pemimpin olahraga di negara lain dapat memberikan pelajaran berharga untuk kemajuan olahraga global.





