Wayne Rooney: Tanpa Coleen, Saya Pasti Sudah Mati

Wayne Rooney, mantan kapten Manchester United dan timnas Inggris, buka suara tentang perjuangannya melawan kecanduan alkohol. Dalam sebuah podcast yang dipandu oleh Rio Ferdinand, Rooney menyatakan bahwa ia mungkin sudah meninggal jika bukan karena keberadaan istrinya, Coleen. Pernyataan tersebut mencerminkan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan mental dan kecanduan.

Rooney, yang dikenal sebagai salah satu penyerang terhebat dalam sejarah Inggris dengan total 253 gol untuk Manchester United, mengakui bahwa ia pernah mengalami masa-masa sulit selama kariernya. Ia mengungkapkan bahwa ia “sangat kesulitan” mengatasi kecanduan alkohol yang menghantuinya, terutama saat ia ingin bersenang-senang dengan teman-temannya. “Saya ingin keluar dan menikmati waktu bersama teman-teman dan menikmati malam. Namun, saya sering kali bertindak terlalu jauh,” ujarnya. Pengalaman ini tidak hanya memengaruhi performa di lapangan, tetapi juga kehidupannya secara keseluruhan.

Rooney mengungkapkan bahwa dukungan dari Coleen sangat penting baginya. Ia mencatat, “Jika dia tidak ada, saya pasti sudah meninggal.” Kalimat ini menunjukkan betapa besar peran Coleen dalam hidupnya selama lebih dari dua dekade. Rooney juga menyatakan bahwa Coleen memiliki kemampuan untuk membimbing dan mengelolanya, sesuatu yang sangat ia butuhkan di saat-saat sulit. “Dia mengelola saya karena saya butuh pengelolaan,” jelasnya.

Ketika berbicara tentang masa lalunya, Rooney menyebut dirinya sebagai seorang peminum berat. Ia mengakui bahwa selama masa latihan dan pertandingan, ia dapat tampil baik, namun setelah itu, ia kembali ke kebiasaan lamanya. “Saya minum alkohol selama dua hari berturut-turut. Setelah itu, saya kembali ke latihan dan mencetak gol,” tuturnya. Paduan antara kehidupan profesional sebagai atlet dan kecanduan alkohol memberikan tantangan tersendiri yang membuatnya harus berjuang keras.

Mantan bintang sepak bola ini juga menyampaikan pentingnya berbicara tentang perasaan dan masalah yang dihadapi. “Terkadang, saya tidak memberikan versi terbaik diri saya kepada klub. Saya menyimpan banyak perasaan, dan itu hanya akan menumpuk,” tambahnya. Saran untuk mencari bantuan dan berbagi perasaan sangat penting dalam proses pemulihan.

Dengan kajian yang mendalam tentang pengalaman Rooney, kita dapat mengambil pelajaran berharga mengenai dampak dukungan keluarga dalam mengatasi kecanduan. Hubungan yang kuat antara Rooney dan Coleen menjadi contoh nyata bahwa cinta dan perhatian dapat membantu seseorang untuk bangkit dari keterpurukan.

Saat ini, Rooney telah menjelang usia 40 tahun dan terjun ke dunia manajemen setelah pensiun dari bermain pada tahun 2021. Ia baru-baru ini meninggalkan posisi sebagai pelatih di Plymouth Argyle pada bulan Desember lalu. Meski menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya, Rooney tetap berkomitmen untuk memperbaiki diri dan mempelajari cara baru untuk mengelola tantangan yang datang.

Pernyataan Rooney tidak hanya menghibur bagi penggemar sepak bola, tetapi juga memberikan perspektif baru dalam memahami isu kecanduan alkohol yang sering kali dianggap tabu. Dalam dunia yang seringkali memandang rendah mereka yang berjuang dengan kecanduan, keberanian Rooney untuk berbicara terbuka tentang masalah ini diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk mencari bantuan dan mendukung satu sama lain.

Seiring perjalanan hidupnya yang terus berkembang, Rooney menunjukkan bahwa meskipun dari luar tampak sukses, ada banyak lapisan yang perlu dihadapi secara pribadi. Dukungan dari orang terkasih, khususnya Coleen, menjadi fondasi kuat baginya untuk terus berjuang dan bangkit dari masa-masa sulit.

Berita Terkait

Back to top button