Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, secara resmi mengumumkan kepergiannya dari klub Super League tersebut melalui unggahan di akun X-nya pada Rabu, 1 Oktober. Keputusan tersebut diambil setelah berlarut-larutnya masalah pembayaran gaji, yang sudah mengganggu kinerjanya selama lebih dari tiga tahun. Dalam pernyataannya, Tavares dengan jelas mengekspresikan rasa sedih yang mendalam, menyebutkan bahwa situasi ini tidak lagi bisa ia toleransi.
“Terima kasih PSM Makassar. Dengan rasa sedih yang sangat besar, saya umumkan kepergian saya dari PSM Makassar. Alasannya adalah minimnya pembayaran gaji, suatu situasi yang telah saya alami selama tiga setengah tahun saya menjadi pelatih, yang sekarang tidak dapat dipertahankan lagi,” tulis Tavares.
Kendati menghadapi tantangan berat dalam hal pembayaran gaji, Tavares tetap mampu menciptakan prestasi yang mengesankan. Dia pernah mengungkapkan kesulitannya dalam konferensi pers sebelum pertandingan melawan Persija Jakarta pada 20 September, di mana dia menekankan bahwa ia dan staf kepelatihan belum menerima gaji selama lima bulan. Pada tahun ini, Tavares bahkan terpaksa melelang trofi pelatih terbaik dan jersei pribadinya demi membantu membayar gaji staf.
Prestasi Bersama PSM
Di tengah segala kesulitan tersebut, Bernardo Tavares berhasil membawa PSM Makassar meraih gelar juara Liga 1 2022/2023, mengakhiri penantian selama 23 tahun. Di bawah kepemimpinannya, PSM berhasil meraih 75 poin dari 34 pertandingan, unggul sembilan poin dari tim yang berada di peringkat kedua. Keberhasilan ini mencerminkan bukan hanya kemampuan taktis Tavares, tetapi juga komitmennya dalam mengembangkan potensi pemain muda.
Tavares dikenal memberikan kesempatan bermain kepada pemain-pemain muda seperti Ramadhan Sananta, Victor Dethan, Dzaky Asraf, dan Ananda Raehan, yang menunjukkan visinya untuk mengembangkan generasi baru dalam sepak bola Indonesia. Dengan pendekatan ini, Tavares tidak hanya membangun tim yang kompetitif, tetapi juga memberdayakan pemain muda yang berpotensi.
Performa Awal Musim
Sayangnya, performa PSM Makassar pada awal musim ini tidak memenuhi harapan. Klub yang dijuluki Juku Eja ini hanya mampu meraih tiga poin dari empat laga pertama mereka. Namun, mereka menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah berhasil menang 2-0 atas Persija Jakarta. Tavares juga mencatat laga terakhirnya bersama PSM dengan hasil imbang 0-0 saat menjamu PSIM Yogyakarta pada 27 September, posisi PSM pun terjerembab ke peringkat ke-14 klasemen sementara dengan tujuh poin.
Dengan kepergian Bernardo Tavares, PSM Makassar harus segera mencari pengganti yang mampu melanjutkan proyek dan visi yang telah dibangun Tavares selama ini. Penanganan masalah internal, seperti keterlambatan pembayaran gaji, juga menjadi fokus utama yang harus segera diatasi oleh manajemen klub agar tidak mengulang kesalahan yang sama di masa depan.
Keputusan Tavares untuk meninggalkan PSM Makassar menggugah perhatian banyak pihak dalam dunia sepak bola Indonesia. Banyak yang menilai tindakan ini sebagai sinyal penting akan kondisi keuangan klub, yang mesti segera ditangani dengan serius.
Kehilangan sosok pelatih berkualitas seperti Tavares tentu menjadi tantangan besar bagi PSM. Sementara itu, publik dan penggemar setia klub berharap manajemen segera menemukan solusi agar tim bisa kembali ke jalur kemenangan dan kompetitif di Liga Super.
Source: mediaindonesia.com





