Indonesia Tersingkir, Arya Sinulingga: Manusia Berencana, Tuhan yang Menentukan

Timnas Indonesia mengalami kekecewaan mendalam setelah tersingkir dari putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Dalam pertandingan yang berlangsung di King Abdullah Sports City, Jeddah, Indonesia kalah dari Irak, menyusul kekalahan sebelumnya dari Arab Saudi. Hasil ini menimbulkan kekecewaan di kalangan penggemar dan publik, yang menyerukan pertanggungjawaban dari pelatih Patrick Kluivert dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Pertandingan melawan Irak pada Minggu (12/10/2025) dini hari ini menjadi penentu bagi Timnas Indonesia. Setelah mengalami kekalahan 2-3 dari Arab Saudi dalam laga pertama, harapan untuk lolos ke Piala Dunia 2026 pupus setelah gagal memanfaatkan peluang di pertandingan melawan Irak. Skuad Garuda, meskipun tampil agresif, kecolongan pada menit ke-76 oleh pemain Irak, Zidane Iqbal. Hal ini semakin memperburuk kondisi mental dan strategi tim yang telah bekerja keras selama pelatihan.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, memberikan pernyataan pasca pertandingan, mengingatkan bahwa segala usaha yang dilakukan oleh tim sudah maksimal. Dalam unggahannya di Instagram, Arya menyampaikan, “Semua yang terlibat dalam perjalanan timnas telah berjuang sampai sejauh ini. Manusia yang berencana, tetap Tuhan yang menentukan. Kami mohon maaf.” Pernyataan ini mencerminkan kesadaran akan besarnya tanggung jawab yang diemban pemain dan staf, sekaligus menghargai usaha mereka meski hasil akhir tidak memuaskan.

Adapun pelatih Patrick Kluivert juga mengungkapkan rasa kecewa yang mendalam setelah hasil buruk tersebut. Ia menyatakan bahwa seluruh tim, termasuk staf medis dan teknis, telah berkontribusi keras untuk mencapai mimpi bersama. “Saya sangat kecewa karena semua pihak telah bekerja keras demi mewujudkan mimpi ini,” katanya dalam wawancara dengan Asharq Al-Awsat. Kluivert menyebutkan bahwa meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, masyarakat Indonesia seharusnya tetap bangga dengan usaha para pemain yang berjuang untuk sebuah cita-cita.

Respon publik dikhawatirkan akan berdampak pada perkembangan tim ke depan. Banyak penggemar yang melampiaskan kekecewaan melalui media sosial dengan tagar #MundurUntukKluivert dan #MundurUntukErick, menyerukan agar kedua sosok ini bertanggung jawab atas hasil buruk yang didapat. Kekecewaan ini tidak hanya menyentuh para pendukung, tetapi juga memperlihatkan harapan yang besar dari seluruh bangsa Indonesia terhadap tim sepak bola nasional.

Indonesia harus beranjak dari kekecewaan ini dan berusaha membangun kembali. Keberhasilan dalam kompetisi di masa mendatang harus menjadi fokus, dengan evaluasi menyeluruh terhadap program dan kebijakan yang telah diterapkan selama ini. Pengalaman dan pelajaran dari gagal di Kualifikasi Piala Dunia ini harus menjadi acuan untuk membenahi struktur timnas.

Timnas Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang di masa depan untuk lebih menggali potensi yang dimiliki. Dengan dukungan yang solid dari para pemangku kepentingan dan penggemar, jalan untuk kembali ke jalur kemenangan bisa terbuka. Ke depan, perkembangan jiwa kompetisi dan kemampuan manajerial dalam tim harus lebih dioptimalkan untuk mencapai tujuan yang lebih besar, bukan hanya untuk Piala Dunia, tetapi juga untuk kebangkitan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini menggambarkan pentingnya konsistensi dan pengembangan yang berkualitas dalam olahraga. Kinerja timnas di level internasional bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi harus menjadi tanggung jawab kolektif semua pihak yang terlibat dalam sepak bola di Indonesia.

Source: sports.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button