Hingga akhir Oktober 2025, pencarian pelatih baru bagi Timnas Indonesia belum menunjukkan progres yang signifikan. PSSI, melalui Anggota Komite Eksekutif Arya Sinulingga, menyampaikan bahwa mereka masih menunggu laporan dari tim internal yang ditugaskan untuk mencari pelatih kepala. Dalam sebuah pernyataan, Arya menegaskan, “Sampai hari ini saya belum dapat kabar dari Sekjen PSSI mengenai hal itu. Jadi belum ada informasi siapa calon pelatih Timnas Indonesia.”
Proses seleksi untuk pelatih baru saat ini ditangani oleh Direktur Teknik Alexander Zwiers dan Ketua Badan Tim Nasional, Sumardji. Namun, hingga saat ini, belum ada perkembangan yang berarti terkait pencarian tersebut. PSSI menyadari pentingnya waktu dalam menentukan keputusan ini, mengingat FIFA Matchday pertama di tahun 2026 baru akan berlangsung pada Maret. Sementara itu, pertandingan uji coba pada November 2025 akan digunakan oleh Timnas U-22 dalam persiapan menuju SEA Games 2025 di Bangkok.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan bahwa fokus PSSI saat ini adalah memperbaiki citra federasi di mata publik. Situasi ini menjadi semakin krusial setelah kasus bullying yang terjadi di lingkungan timnas mencuat dan menarik perhatian internasional. Ia menjelaskan, “Sekarang kami lebih fokus membenahi soal bullying yang sempat viral dan membuat citra PSSI jelek di luar negeri.”
PSSI juga mengalami teguran dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akibat fenomena netizen Indonesia yang berpolemik di media sosial mengenai isu sensitif. PSSI meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam berkomentar di media sosial dan menyampaikan bahwa mereka harus memperbaiki citra PSSI di luar negeri terlebih dahulu sebelum memutuskan pelatih baru.
Arya menegaskan bahwa dalam membuat keputusan besar, situasi harus berada dalam keadaan stabil. Ia menyatakan, “Ada istilah, kalau mau memilih sesuatu jangan saat lagi bahagia, jangan juga saat lagi marah atau sedih. Pilihlah saat tenang.” Dengan kata lain, PSSI ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil harus matang dan rasional.
Tanggung Jawab PSSI untuk Citra Internasional
Merujuk pada pernyataan Arya, PSSI memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan citra positif yang sempat rusak. Kasus bullying yang membanjiri pemberitaan hingga ke ranah internasional menciptakan persepsi negatif yang harus dibenahi secepatnya. Dalam situasi ini, keberlanjutan timnas dan pelatih baru menjadi isu yang menyusul setelah PSSI merasa memiliki kontrol yang lebih baik terhadap citra kesebelasan.
Keputusan yang diambil nantinya diharapkan tidak hanya akan mengisi posisi pelatih, tetapi juga menandai langkah konkret dalam memulihkan kepercayaan publik terhadap PSSI. Faktor-faktor seperti kepemimpinan, kinerja tim, serta pertandingan yang akan datang harus menjadi pertimbangan saat memutuskan pelatih baru.
Persiapan Menuju FIFA Matchday
Sambil menunggu penunjukan pelatih baru, fokus PSSI saat ini juga adalah mempersiapkan Timnas U-22 untuk FIFA Matchday pada bulan November 2025. Lawan yang akan dihadapi dalam pertandingan uji coba ini masih dalam pembahasan, tetapi hal ini menjadi penting agar para pemain muda dapat memiliki pengalaman bertanding yang lebih baik.
Program dan strategi jangka panjang haruslah dipertimbangkan, mengingat Timnas Indonesia akan menghadapi berbagai kompetisi. Oleh karena itu, PSSI ingin memastikan bahwa mereka memfokuskan perhatian terlebih dahulu pada pengelolaan tim dan administrasi, sehingga langkah permulaan menuju perbaikan citra dapat dilakukan dengan efektif.
Dalam waktu dekat, masyarakat menaruh harapan besar agar PSSI segera merampungkan pencarian pelatih, agar langkah-langkah strategis untuk memperbaiki citra dan performa tim dapat diimplementasikan secepatnya. Dengan demikian, tidak hanya pelatih yang menjadi sorotan, tetapi juga kondisi keseluruhan organisasi kesebelasan nasional yang berupaya untuk menghasilkan prestasi yang membanggakan.





