Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengungkapkan bahwa timnya bisa saja mengalami kekalahan dari Bournemouth dalam pertandingan Liga Primer Inggris yang berlangsung pada Minggu (2/11) jika bintang mereka, Erling Haaland, tidak tampil. Pernyataan tersebut disampaikan Guardiola setelah City berhasil menaklukkan Bournemouth dengan skor 3-1 di Stadion Etihad. Kemenangan ini, meskipun positif, menyimpan berbagai catatan penting yang perlu dicermati.
Dalam pertandingan tersebut, City mengalami sejumlah kesulitan meski berhasil meraih tiga poin. Guardiola mencatat bahwa Bournemouth, meskipun kalah, menunjukkan performa solid dengan penguasaan bola mencapai 52%. Statistik ini menyoroti bahwa tim tamu mampu mengendalikan permainan lebih baik daripada City, yang hanya memiliki 48% penguasaan bola. Selain itu, akurasi operan Bournemouth juga lebih tinggi, yaitu 91%, dibandingkan dengan City yang hanya mencapai 89%.
Guardiola dengan jelas menekankan peran krusial Haaland dalam meraih kemenangan. Penyerang asal Norwegia itu mencetak dua gol yang membawa City meraih tiga poin penting. “Tanpa dia (Haaland), sejujurnya akan sulit (menang),” ungkap Guardiola. Pernyataan ini menunjukkan betapa vitalnya kontribusi Haaland terhadap performa tim, terutama dalam momen-momen krusial saat tim mengalami tekanan.
Melihat lebih jauh, Guardiola juga memberi apresiasi atas sikap Haaland yang mudah dilatih. “Dia benar-benar mudah dilatih. Terkadang saya bersikap keras padanya, dan dia selalu berusaha berpikiran terbuka,” tambahnya. Sikap profesional dan dedikasi Haaland tampaknya menjadi salah satu faktor penentu yang membuatnya mampu tampil maksimal di pentas Liga Primer.
Pertandingan itu tidak hanya berlangsung dramatis, tetapi juga intens. Kedua tim harus menerima kartu kuning, menciptakan suasana yang cukup panas di lapangan. Selain itu, City hampir kehilangan kiper Gianluigi Donnarumma jika menerima kartu kuning kedua. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi Guardiola dan timnya dalam persiapan menghadapi pertandingan selanjutnya. Kinerja defensif yang kurang baik, diakui Guardiola, menjadi salah satu perhatian utama.
Penting untuk mencatat bahwa meskipun City meraih kemenangan, kekuatan Bournemouth juga patut diacungi jempol. Tim besutan Andoni Iraola menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan tim-tim besar, bahkan di kandang lawan. Ini memberikan gambaran bahwa Liga Primer Inggris sangat kompetitif dan bisa menghasilkan kejutan kapan saja.
Melihat ke depan, Guardiola dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan tim, terutama saat Haaland tidak dalam performa terbaiknya. “Kami harus menemukan cara untuk mencetak gol jika Haaland tidak bermain seperti yang kami harapkan,” ujarnya. Ini adalah aspek penting yang harus dipikirkan Guardiola, mengingat ketergantungan tim terhadap satu pemain dapat menjadi risiko pada jangka panjang.
Transisi dari bergantung pada satu pemain ke permainan kolektif akan menjadi fokus utama bagi Guardiola dan timnya. Namun, dengan talenta yang ada, seperti Kevin De Bruyne dan Phil Foden, tim ini memiliki potensi untuk terus bersaing di puncak klasemen Liga Primer.
Man City kini tetap berada dalam jalur perburuan gelar meski harus menghadapi tantangan dalam mempertahankan performa. Kemenangan atas Bournemouth adalah langkah positif, tapi Guardiola jelas sadar bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki. Dalam pernyataan terakhir, ia menyebutkan, “Kami harus terus berjuang dan tidak boleh menganggap enteng lawan. Setiap pertandingan adalah tantangan.”
Dengan fokus yang lebih besar pada kolektivitas tim dan pengurangan ketergantungan pada Haaland, City berupaya menjadi kekuatan yang lebih meski dalam beberapa laga selanjutnya tanpa kehadiran sang bintang. Ke depan, mengikuti perkembangan dan adaptasi tim tentu akan menarik untuk disimak.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com




