Raut wajah Erling Haaland berubah ketika kata "offside" muncul dalam percakapan. Hal ini mencerminkan perasaan bencinya terhadap pelanggaran tersebut. Dalam jumpa pers jelang pertandingan Liga Champions antara Manchester City dan Borussia Dortmund, Haaland menunjukkan bahwa ia sangat peduli dengan posisi dan pergerakannya di lapangan.
Haaland dikenal sebagai striker yang jarang terjebak offside. Ia dengan santai bercanda bahwa ia hampir tidak pernah offside sejak bergabung dengan Manchester City. "Rasanya saya sudah berlatih untuk ini sejak berusia 13 tahun," ungkapnya. Ia menganggap kemampuan ini merupakan bagian penting dari permainannya.
Selama 3,5 musim di Manchester City, Haaland hanya tercatat 18 kali terperangkap offside. Statmuse melaporkan bahwa musim ini ia bahkan belum pernah mengalami pelanggaran tersebut. Dengan pengetahuan awal yang ia dapat di Bryne, Haaland tetap berpegang pada prinsip yang sama, tetapi dengan peningkatan yang signifikan.
Mengapa Haaland Benci Offside?
Bagi Haaland, offside bukan sekadar pelanggaran. Ini adalah hal yang menghambat kemampuannya mencetak gol. "Saya benci offside," ujar Haaland tegas. Keberadaan VAR semakin menyulitkan pemain yang terjebak dalam posisi offside. VAR memberikan kejelasan dan keputusan yang pasti dalam setiap situasi, dan Haaland merasa itu dapat membantunya tetap onside.
Keberhasilan Haaland dalam menghindari offside bukan hanya berkat keterampilan dan kecepatan, tetapi juga pengalamannya di lapangan. Ia menjelaskan, "Saya kini lebih lincah, lebih baik, dan lebih cepat." Hal ini terlihat dari cara ia bergerak dan memilih posisi saat serangan berlangsung.
Statistik yang Menunjang Kemampuannya
Haaland menjadi sorotan lantaran efektivitasnya dalam menjamin ketepatan posisi. Statistik menunjukkan bahwa kurangnya pelanggaran offside sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas golnya. Dalam analisis data, terlihat bahwa pemain yang terjebak offside lebih sedikit memiliki peluang mencetak gol. Oleh sebab itu, penghindaran terhadap pelanggaran ini menjadi faktor kunci bagi striker tajam seperti Haaland.
Keberhasilan Haaland dalam mempertahankan posisi ini tidak lepas dari kerja keras dan latihan yang disiplin. Ia mengaku telah berlatih sejak usia muda untuk memaksimalkan aspek ini dalam permainannya. "Latihan ini sudah saya jalani sejak kecil, dan sekarang hasilnya mulai terlihat," tuturnya.
Dampak VAR dalam Permainan Modern
Teknologi VAR berperan penting dalam mengubah cara pemain mendekati situasi serangan. Keberadaan VAR membantu mengurangi angka pelanggaran offside dan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil. Haaland berpendapat bahwa VAR memberikan kepastian dalam setiap situasi dan ini menjadi hal yang menguntungkan baginya.
Ketegangan di lapangan berkurang karena keputusan yang lebih akurat dan transparan. Hal ini memberi pemain lebih banyak kesempatan untuk fokus pada permainan. Haaland mencatatkan bahwa setiap pelanggaran memiliki dampak langsung pada kecepatan dan alur permainan.
Dalam konteks sepakbola modern, keberadaan striker yang mampu menghindari offside, seperti Haaland, telah terbukti sangat berharga. Kemampuan ini tidak hanya memperlihatkan keterampilan individu, tetapi juga kecerdikan dalam memahami taktik permainan.
Dengan skill dan strategi yang cermat, Haaland berhasil menjadi salah satu penyerang paling menakutkan dalam sejarah Liga Primer. Keberhasilannya bukan hanya terlihat dari jumlah gol yang dicetak, tetapi juga dari cara ia mengelola posisi dan pergerakan. Benci terhadap posisi offside membentuk karirnya dan menciptakan dampak yang signifikan dalam permainan sepakbola saat ini.
Baca selengkapnya di: sport.detik.com




