Langkah Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi dalam turnamen Korea Masters 2025 harus berakhir di babak semifinal. Ia bertanding melawan unggulan pertama asal Taiwan, Chiu Pin-Chian, di Wonkwang University Cultural and Sports Center, Iksan, Korea Selatan. Meski Dhinda mengawali pertandingan dengan baik, ia akhirnya harus mengakui keunggulan Chiu setelah bertanding selama 1 jam 10 menit.
Dhinda membuka peluang dengan merebut gim pertama dengan skor 21-19. Namun, Chiu berhasil bangkit di gim kedua, menyamakan kedudukan dengan skor 21-19. Gim penentuan menjadi pertarungan berat bagi Dhinda, di mana Chiu menutupnya dengan menang telak 21-8. Hasil ini menandai akhir perjalanan Dhinda di Korea Masters 2025, meskipun kinerjanya tetap mendapat apresiasi dari publik bulu tangkis Tanah Air.
Asosiasi Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) melalui akun Instagram resmi mereka menyatakan, “Sudah berjuang semaksimal mungkin, langkah Dhinda harus terhenti di semifinal. Terima kasih Dhinda, kamu sudah keren.” Publik bulu tangkis mengapresiasi perjuangannya meski gagal melaju ke final.
Dengan tersingkirnya Dhinda, harapan Indonesia kini tersisa pada pasangan ganda putra, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin. Pasangan muda ini satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan di turnamen dan dijadwalkan menghadapi wakil Amerika Serikat, Chen Zhi Yi/Presley Smith. Pertandingan mereka akan berlangsung dalam partai kedelapan untuk memperebutkan tiket ke final.
Korea Masters 2025 merupakan bagian dari BWF World Tour Super 300 yang berlangsung dari 4 hingga 9 November. Turnamen ini sangat penting bagi para pemain muda, termasuk Dhinda dan Raymond/Joaquin, dalam upaya mengumpulkan poin peringkat dunia menjelang musim kompetisi 2026.
Pasangan Raymond/Joaquin diharapkan dapat meneruskan ambisi Indonesia untuk meraih gelar di turnamen ini. Meskipun mereka masih terbilang muda, keduanya telah menunjukkan performa yang menjanjikan. Pertandingan semifinal ganda putra ini menjadi sorotan, mengingat kualitas lawan yang dihadapi. Banyak penggemar berharap mereka mampu merebut tiket final dan membawa pulang prestasi bagi Indonesia.
Indonesia mencatat sejarah penting di ajang ini, dengan beberapa wakil yang berhasil menembus semifinal. Kinerja Dhinda, meskipun tidak memuaskan dalam hal hasil akhir, menunjukkan perkembangan positif. Para pelatih dan penggemar optimis bahwa pengalaman ini akan mempersiapkan Dhinda untuk turnamen mendatang.
Di sisi lain, optimisme juga datang dari tim ganda putra. Raymond dan Joaquin, yang masih sangat muda, memiliki potensi besar untuk meneruskan tradisi kesuksesan bulu tangkis Indonesia. Melihat performa mereka di babak sebelumnya, banyak yang percaya keduanya dapat memberikan kejutan di pertandingan semifinal.
Dalam konteks yang lebih luas, turnamen ini tidak hanya tentang kemenangan, tetapi juga sebagai ajang pembelajaran. Banyak pemain muda Indonesia yang berpartisipasi di Korea Masters 2025 ini berupaya untuk mengasah keterampilan mereka. Dengan pengalaman berharga ini, diharapkan mereka dapat berkontribusi lebih pada tim nasional di masa depan.
Sebagai bagian dari komunitas bulu tangkis, dukungan dan harapan dari publik menjadi penting. Semua mata kini tertuju pada pasangan Raymond dan Joaquin untuk menyelesaikan sisa turnamen dengan prestasi yang memuaskan. Apakah mereka dapat membawa harapan Indonesia ke final? Hanya waktu yang akan menjawab.





