7 Pemain Naturalisasi Malaysia: Nasib Tragis Pasca Sanksi FIFA yang Mengejutkan

Karier tujuh pemain naturalisasi Malaysia kini menjalani ujian berat. Setelah FIFA menjatuhkan sanksi skorsing satu tahun, para pemain menghadapi ketidakpastian dalam karier mereka.

Dikutip dari Metro, sanksi ini diakibatkan oleh dugaan pemalsuan dokumen kewarganegaraan. Mereka kehilangan kontrak, dana, dan masa depan di dunia profesional. Hukuman ini dijadwalkan berakhir pada 26 September 2026, namun dampaknya sudah terasa.

  1. Rodrigo Holgado: Penyerang ini kehilangan kontraknya dengan klub América de Cali di Kolombia akibat sanksi.
  2. Gabriel Palmero: Bek asal Argentina ini juga terimbas, kontraknya dengan CD Tenerife diputus, dan masa peminjamannya di Unionistas de Salamanca segera berakhir.
  3. Facundo Garces: Pemain Deportivo Alaves ini belum memiliki kepastian karier.
  4. Imanol Machuca: Pemain Velez Sarsfield juga merasakan dampak dari sanksi ini.
  5. Hector Hevel, Joao Figueireido, Jon Irazabal: Ketiga pemain ini masih terikat dengan Johor Darul Ta’zim. Namun, mereka tidak bisa tampil dalam kompetisi resmi karena larangan dari FIFA.

Diperkirakan, kehilangan kontrak berakibat fatal bagi mereka secara finansial. Mereka kini harus bergantung pada sumber lain untuk mendapatkan penghasilan. Jika situasi ini berlanjut, mereka mungkin akan menghadapi kesulitan finansial yang lebih berat.

Setelah sanksi diumumkan, para pemain naturalisasi ini mempertimbangkan langkah hukum. Mereka mempertimbangkan untuk menggugat Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Hal ini menyusul pengakuan FAM akan adanya “kesalahan administratif” dalam proses pengajuan dokumen ke FIFA. Para pemain merasa FAM seharusnya bertanggung jawab atas kelalaian tersebut.

Konsultasi hukum dengan pengacara internasional pun sedang berlangsung. Sumber dari Metro mengatakan, “Kompensasi sangat penting bagi mereka untuk bertahan hidup sampai masa larangan berakhir dan mencari klub baru.” Ini menambah tekanan pada FAM, yang telah dikenakan denda 350.000 franc Swiss oleh FIFA.

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Hannah Yeoh, menjelaskan bahwa dana publik sebesar 15 juta ringgit tidak dapat digunakan untuk membayar denda FIFA. Dana tersebut disiapkan untuk pengembangan tim nasional, bukan untuk menutupi kesalahan administratif.

FAM juga berencana mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Proses tersebut kemungkinan membutuhkan biaya yang besar. Dukungan datang dari Tunku Ismail Idris, pemilik Johor Darul Ta’zim, yang siap menanggung biaya hukum. Namun, FAM masih menunggu salinan lengkap keputusan dari Komite Banding FIFA sebelum batas waktu mengajukan banding.

Sementara itu, AFC meminta agar penyelesaian kasus ini rampung sebelum akhir Maret 2026. Hal ini mengingat adanya kualifikasi Piala Asia yang semakin dekat. Komite Disiplin dan Etika AFC berjanji akan meninjau kasus tersebut setelah periode tersebut.

Di tengah semua situasi ini, ketujuh pemain naturalisasi Malaysia berada dalam posisi yang sangat sulit. Mereka harus berjuang tidak hanya untuk karier sepakbola mereka, tetapi juga untuk keuangan dan masa depan keluarga mereka. Keputusan yang diambil oleh pengadilan dan FAM di masa mendatang akan sangat menentukan nasib mereka. Dengan ancaman sanksi hukum, masa depan tujuh pemain ini semakin tidak pasti.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button