Perjuangan Karyaman: Dari Sakit Asma dan Terbatas Dana Menuju Dua Emas SEA Games

Air mata haru mengalir saat pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama dan Moh Reza Pahlevi Isfahani, meraih medali emas SEA Games 2025. Kemenangan ini bukan hanya prestasi semata, tetapi hasil dari perjalanan panjang yang penuh sabar dan pengorbanan. Mereka tampil gemilang dalam partai final melawan pasangan Malaysia, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik, dan berhasil menutup pertandingan dengan skor 21-14 dan 21-17.

Mendapatkan medali emas ini tak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjawab kerinduan atas usaha yang keras. Sabar dan Reza masuk ke skuad SEA Games dalam kondisi mendadak. "Kami sangat bersyukur bisa memberikan penampilan terbaik," ungkap Sabar. Emas individual melengkapi emas beregu yang sudah mereka raih sebelumnya.

Kisah Perjuangan Sabar Karyaman

Kisah Sabar berjalan jauh sebelum kesuksesannya. Sabar menderita sakit asma berat sejak kecil. Hal ini membuatnya sering berada di rumah sakit dan mengalami kesulitan bernapas. Ayahnya, Thomas Garlan, menceritakan bahwa olahraga menjadi solusi untuk kesehatan Sabar. "Awalnya bukan untuk prestasi, tapi untuk menyelamatkan kesehatan," ujarnya.

Bulu tangkis dipilih bukan dari ambisi, melainkan harapan agar Sabar bisa bernapas lebih lega. "Setelah beberapa bulan latihan, asmanya sembuh total," tambah Thomas. Saat Sabar mulai menunjukkan bakat, banyak yang menganggap usianya sebagai hambatan. Namun, dukungan keluarganya tak pernah pudar.

Sejak usia 9 tahun, pelatih mengakui potensi Sabar meski dianggap terlambat berlatih. Namun, tantangan terbesar muncul dari sisi ekonomi. Bulu tangkis yang awalnya dianggap murah ternyata memiliki biaya tak terduga. "Kami sempat kehabisan dana, dan saya hampir menyerah," ungkap Thomas.

Perjuangan Melawan Keterbatasan

Keluarga Sabar menghadapi kesulitan finansial yang parah. Meski begitu, mereka tak mau menyerah. "Iboi tidak jajan di sekolah dan pulang-pergi jalan kaki untuk menghemat uang," kenang Thomas. Selama masa sulit, mereka saling bekerja sama untuk meraih impian. Sabar menabung dari uang saku yang hanya Rp7.000.

Biaya untuk raket dan turnamen semakin membebani. Thomas menyebutkan bahwa kadang-kadang mereka harus meminjam dari orang lain atau menjual aset demi keperluan Sabar. "Saya terharu melihat semangatnya. Jangan sampai dia berhenti," tekadnya.

Saat Sabar menerima medali emas, seluruh usaha dan pengorbanan tersebut terlihat terbayar lunas. Medali tersebut bukan hanya hasil dari kerja kerasnya di lapangan, tetapi juga kisah penuh air mata dan keyakinan dari keluarganya. Kini, ketika bendera Merah Putih berkibar, semua itu terasa lebih bermakna.

Sabar dan Reza kini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Enggak hanya di bidang olahraga, tapi juga untuk keluarga yang berjuang melawan ketidakpastian. Kemenangan ini seolah menunjukkan bahwa kerja keras dan pengorbanan akan membuahkan hasil. Dengan medali emas di leher, Sabar membuktikan bahwa mimpi bisa diwujudkan dengan usaha yang tak kenal lelah.

Berita Terkait

Back to top button