Cadangan emas terbesar di dunia ternyata tersimpan tidak di tambang milik Freeport, melainkan di kedalaman inti Bumi yang sulit dijangkau. Penemuan ini membawa pada pertanyaan mengapa meskipun wilayah kandungan emas di inti Bumi sangat besar, manusia masih terfokus pada penambangan yang terbatas dan dalam jangkauan teknologi saat ini.
Sebuah penelitian yang dilaporkan oleh New Atlas mengungkapkan bahwa sebagian besar emas di Bumi sudah terjebak di inti sejak planet ini terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Jika bisa diekstraksi, jumlah emas tersebut dapat melapisi seluruh permukaan planet dengan ketebalan mencapai 46 sentimeter. Volume emas ini jauh melampaui semua cadangan emas yang diketahui, termasuk yang terdapat di tambang Grasberg milik Freeport di Papua, yang merupakan salah satu tambang emas terbesar dan paling produktif saat ini.
Tantangan Teknologi
Meski cadangan emas di inti Bumi sangat melimpah, kendala utama adalah teknologi eksplorasi yang belum mampu mencapainya. Emas ini terperangkap bersama logam-logam berat lain, seperti besi cair, sehingga keberadaannya belum bisa dimanfaatkan. Dengan kata lain, meskipun simpanan emas di dalam Bumi jauh lebih besar, pemanfaatan logam ini masih sebatas teori dan tidak memiliki nilai ekonomi yang dapat diekploitasi saat ini.
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Göttingen di Jerman menyoroti bahwa beberapa material dari inti Bumi, termasuk emas, mungkin bisa naik ke permukaan melalui proses vulkanik. Namun, proses ini sangat lambat dan bisa memakan waktu jutaan tahun. Ini berarti kebutuhan untuk metode alternatif dalam mendapatkan emas menjadi semakin mendesak.
Alternatif Menjanjikan: Menambang Asteroid
Munculnya ide baru tentang menambang asteroid sebagai sumber emas alternatif mulai diperbincangkan di kalangan peneliti. Beberapa asteroid, seperti Psyche, diyakini mengandung logam mulia dalam jumlah yang signifikan. Proyek ini memiliki potensi nilai mencapai US$ 10.000 kuadriliun. Jika teknologi penambangan asteroid berhasil dikembangkan, hal ini bisa menjadi solusi untuk menghadapi keterbatasan eksplorasi di dalam Bumi.
Perbandingan dengan Freeport
Tambang Grasberg milik Freeport, meskipun memiliki cadangan emas yang cukup besar, masih jauh kalah dibandingkan dengan potensi emas yang terperangkap di inti Bumi. Grasberg dapat ditambang secara komersial dan bernilai ekonomis saat ini, sedangkan cadangan emas di inti Bumi hanya sebatas angka tanpa nilai nyata. Dengan kondisi ini, Freeport tetap memegang status sebagai salah satu sumber emas terpenting di dunia, hingga teknologi dapat menawarkan eksplorasi lebih jauh ke dalam Bumi.
Para ilmuwan juga terus melakukan penelitian untuk mempelajari lebih lanjut tentang sifat dan komposisi inti Bumi. Melalui studi isotop pada lava dari beberapa lokasi seperti Hawaii dan Galápagos, mereka menemukan kemungkinan bahwa materi dari inti dapat muncul ke permukaan, meski proses ini memakan waktu sangat lama.
Kesimpulan dan Harapan
Cadangan emas yang tersimpan di dalam inti Bumi menorehkan harapan baru bagi masa depan eksplorasi sumber daya mineral, tetapi tantangan teknologi masih menjadi penghalang utama. Sementara teknologi untuk mencapai kedalaman tersebut belum ada, penambangan dari deposit yang sudah ada tetap menjadi prioritas.
Kita masih harus menunggu, mungkin selama jutaan tahun, hingga batasan-batasan ini dapat teratasi. Dengan kemajuan dalam penelitian dan teknologi, kemungkinan emas di dalam Bumi atau di luar angkasa bisa menjadi kenyataan suatu hari nanti.





