Setelah mengalami pemadaman berkepanjangan akibat perang antara Israel dan Palestina, jaringan internet di Jalur Gaza akhirnya kembali diaktifkan. Hal ini disampaikan oleh Laith Daraghmeh, kepala Otoritas Regulasi Telekomunikasi Palestina, yang mengonfirmasi bahwa pada 15 Juni 2025, layanan internet di seluruh wilayah Gaza sudah berfungsi kembali sepenuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Telekomunikasi Palestina melaporkan bahwa jaringan komunikasi, termasuk internet dan telepon, terputus setelah serangan militer Israel yang menargetkan kabel serat optik. Keadaan ini berlangsung selama beberapa waktu, sehingga masyarakat di Gaza kesulitan untuk berkomunikasi dan mengakses informasi penting. Pemadaman internet ini juga diperburuk oleh akses tim pemulihan yang terbatasi untuk mencapai lokasi kerusakan karena situasi keamanan yang tidak aman.
Dampak pada Komunikasi
Pemadaman jaringan mengakibatkan keterbatasan komunikasi bagi masyarakat Gaza. Banyak penduduk melaporkan kesulitan yang dihadapi dalam berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman mereka. "Kami merasa terputus dari dunia luar; komunikasi sangat penting untuk kami saat ini," ungkap salah seorang warga. Keberadaan internet sangat dibutuhkan dalam situasi darurat seperti ini, di mana informasi dapat menjadi penentu dalam menyelamatkan nyawa.
Kerusakan Infrastruktur yang Meluas
Perang yang berlangsung sudah memasuki bulan ke-21, menyebabkan kerusakan besar terhadap infrastruktur di Gaza termasuk sistem saluran air, listrik, dan jalan. Menurut laporan terbaru, korban tewas di Gaza telah mencapai lebih dari 55.000 orang, menambah penderitaan masyarakat yang sudah terpuruk akibat konflik berkepanjangan ini. Serangan yang terus berlanjut dan ketidakpastian politik membuat pemulihan infrastruktur berjalan sangat lambat.
Komunitas Internasional Menanggapi
Dalam konteks ini, komunitas internasional terus menyerukan perlunya dukungan kemanusiaan untuk Gaza. Berbagai organisasi non-pemerintah (NGO) dan badan PBB mendesak agar akses terhadap bantuan dan komunikasi diperbaiki. Situasi yang diperparah dengan pemadaman internet menyebabkan semakin sulit untuk mendistribusikan bantuan, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil di Gaza.
Aksi Pemerintah Dalam Memperbaiki Situasi
Pemerintah Palestina dan Otoritas Telekomunikasi berkomitmen untuk memulihkan segala layanan yang terganggu. Proses pemulihan ini disebutkan oleh Daraghmeh akan dilakukan secara bertahap dan harus memperhatikan keamanan serta kestabilan situasi di lapangan. Namun, para ahli menyatakan bahwa tanpa adanya jaminan keamanan yang stabil, pemulihan infrastruktur di Gaza akan tetap menghadapi tantangan besar.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan dengan melibatkan teknisi lokal yang berpengalaman. Pemerintah juga aktif berupaya untuk mendeteksi kerusakan lebih awal agar pemulihan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat. "Kami perlu memastikan bahwa infrastruktur telekomunikasi ini tidak hanya stabil, tetapi juga dapat berfungsi secara optimal saat situasi mendesak," imbau Daraghmeh.
Kesimpulan Lidah Publik
Dengan berfungsinya kembali internet di Gaza, harapan bagi penduduk lokal untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi semakin besar. Namun, tantangan yang dihadapi dalam perbaikan infrastruktur tetap menjadi fokus utama. Laporan terbaru menunjukkan bahwa ketidakpastian akibat konflik akan terus mengganggu proses pemulihan, sehingga masyarakat di Gaza masih membutuhkan dukungan kuat dari internasional dan pemangku kepentingan guna menciptakan stabilitas jangka panjang.
Keberlanjutan layanan internet menjadi penting bukan hanya untuk komunikasi, tetapi juga untuk akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang kini sangat dibutuhkan di tengah situasi genting.
