Rudal balistik Shahab-3 merupakan salah satu alat strategis yang dimiliki Iran, memiliki jangkauan yang cukup untuk mengancam wilayah Israel dan beberapa negara di sekitarnya. Dengan kemampuan menempuh jarak hingga 1.300 kilometer, Shahab-3 dirancang untuk menyerang sasaran di luar batas langsung Iran, mengeksplorasi kekuatan balistik yang menjadi pilar program militer negara tersebut.
Sejarah dan Pengembangan
Pengembangan Shahab-3 mulai dilakukan sejak pertengahan 1990-an, berawal dari pembelian rudal No Dong 1 dari Korea Utara. Meski pejabat Iran, termasuk mantan Menteri Pertahanan Ali Shamkhani, menyatakan bahwa rudal ini sepenuhnya merupakan hasil karya domestik, banyak bukti menunjukkan adanya kemiripan signifikan dengan teknologi rudal Korea Utara. Rudal No Dong, yang diperkirakan terinspirasi dari teknologi rudal Rusia, menjadi dasar bagi banyak program rudal balistik di kawasan tersebut.
Spesifikasi Teknis Dan Kemampuan
Shahab-3 merupakan rudal berbahan bakar cair yang memiliki mobilitas tinggi, dirancang untuk peluncuran dari kendaraan Transporter-Erector-Launcher (TEL) atau silo. Spesifikasi teknis Rudal ini mencakup:
- Panjang: 15,6 – 16,58 meter
- Diameter: 1,25 – 1,38 meter
- Bobot Peluncuran: 17.410 kg
- Jangkauan: 800 – 1.300 km
- Payload: 760 – 1.200 kg
- Tipe hulu ledak: Konvensional, nuklir, kimia, atau submunisi
Sistem navigasi rudal ini menggunakan inertial guidance (INS) dengan peningkatan akurasi pada varian lanjut berkat teknologi asal China. Terdapat juga mekanisme untuk potensi penggunaan hulu ledak nuklir, yang berkembang sejak awal 2000-an.
Uji Coba dan Operasional
Uji coba pertama Shahab-3 berlangsung pada Juli 1998, namun mengalami kegagalan. Berhasil secara signifikan pada 2000 dan 2002, Iran mengumumkan bahwa rudal ini telah memasuki fase operasional pada Juli 2003 setelah uji coba kesembilan. Antara 1998 hingga 2017, terdapat sebanyak 21 kali uji coba penerbangan untuk menguji keandalan dan efisiensinya.
Dengan diperkirakan produksi awal sebanyak 12-15 unit per tahun, hingga pertengahan 2017 terdapat kurang dari 50 unit yang dikerahkan, terutama oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), sebuah organisasi militer yang mengawasi banyak aspek pertahanan negara.
Kekuatan Pengerahan dan Regional
Shahab-3 menjadi alat penting dalam doktrin pencegahan Iran, meskipun akurasi pada varian awalnya masih rendah, sekitar 2.500 meter Circular Error Probable (CEP). Peningkatan sistem kendali dan pengembangan varian yang lebih canggih diharapkan dapat memperkuat posisi rudal ini sebagai instrumen militer dan politik di kawasan.
Dengan kapabilitasnya yang dapat menjangkau sasaran sejauh 1.300 kilometer dan kemungkinan untuk mengeksploitasi hulu ledak nuklir, Shahab-3 terus menjadi perhatian di tingkat internasional. Keberadaannya mencerminkan ambisi Iran dalam memperluas pengaruh strategis melalui teknologi rudal yang semakin berkembang serta memanifestasikan kekuatan militernya di Timur Tengah.
Meski telah ada sistem pertahanan seperti Iron Dome yang dimiliki Israel, kemampuan yang dimiliki oleh Shahab-3 menjadi tantangan tersendiri bagi keamanan regional. Kemampuan untuk menembus sistem pertahanan ini membuat potensi penggunaan rudal ini sebagai senjata strategis yang signifikan dalam konflik yang mungkin terjadi di masa depan. Tentu, eksistensi Shahab-3 menunjukkan dinamika kompleks yang terjadi di Timur Tengah, di mana teknologi militer dan strategi geopolitik saling berinteraksi dengan sangat intens.





