Gunung Marapi Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Tinggi

Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat kembali erupsi pada Rabu sore, 2 April 2025, dengan melontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncaknya. Ini merupakan erupsi kedua yang terjadi pada hari yang sama, setelah letusan pertama terjadi lebih awal, pukul 06.25 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 350 meter. Erupsi terbaru ini dijelaskan oleh Teguh, petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, yang menginformasikan bahwa kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal itu bergerak ke arah timur.

Data dari seismograf menunjukkan bahwa erupsi sore hari itu memiliki amplitudo maksimum 30,3 milimeter dan durasi sekitar 39 detik. Sementara untuk erupsi pagi, amplitudo yang terukur adalah 1,6 milimeter dengan durasi 57 detik. Kejadian ini mengindikasikan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Marapi, yang sebelumnya sudah menunjukkan tanda-tanda aktivitas dengan letusan lebih kecil pada malam sebelumnya.

Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini status Gunung Marapi berada di Level II atau Waspada. Oleh karena itu, PVMBG telah mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk masyarakat. Ahmad Rifandi, petugas PGA lainnya, mengingatkan agar semua orang mematuhi rekomendasi tersebut, termasuk larangan mendaki gunung mengingat situasi yang tidak aman, terutama selama libur Idul Fitri 1446 Hijriah ini.

Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar telah sepakat untuk menutup jalur pendakian menuju gunung. Hal ini diambil sebagai langkah pencegahan guna memastikan keselamatan masyarakat di sekitar daerah rawan erupsi.

Erupsi Sebelumnya dan Dampaknya

Erupsi sebelumnya pada 1 April menunjukkan aktivitas yang dapat mengkhawatirkan, di mana letusan yang terjadi pukul 22.33 WIB terekam dengan amplitudo maksimum 30,6 milimeter meskipun tinggi kolom abu tidak teramati. Penting untuk mencatat bahwa selama erupsi, sejumlah dentuman keras terdengar oleh penduduk di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Tanah Datar dan Nagari Padang Lua.

Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi harus mewaspadai potensi ancaman seperti banjir lahar hujan, terutama bagi mereka yang tinggal di lembah atau bantaran sungai yang berhulu di kawasan gunung. Pada saat musim hujan, risiko tersebut menjadi semakin tinggi, dan ketidakpastian cuaca bisa memperburuk situasi.

Kesiapsiagaan Masyarakat

Otoritas setempat juga menyerukan kebijakan untuk selalu memantau perkembangan dari PVMBG. Warga disarankan untuk tetap tenang dan tidak panik, serta mengikuti arahan dari pihak terkait. Kesadaran akan situasi ini menjadi kunci untuk mengurangi dampak erupsi terhadap masyarakat.

Di samping itu, masyarakat diminta untuk melaporkan setiap peristiwa yang terlihat atau terdengar terkait aktivitas gunung, kepada pihak berwenang. Informasi dari masyarakat sangat penting dalam menilai situasi dan menentukan langkah-langkah yang tepat.

Aktivitas Gunung Marapi ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Dengan mengikuti arahan dan informasi yang valid dari otoritas terkait, kita dapat membantu menjalani masa-masa sulit ini dengan lebih aman.

Dalam beberapa pekan mendatang, pemantauan terhadap Gunung Marapi akan terus dilakukan, dan diharapkan masyarakat tetap waspada. Terlebih lagi, keputusan untuk membuka kembali jalur pendakian akan ditentukan berdasarkan evaluasi risiko yang matang oleh PVMBG dan pihak terkait.

Exit mobile version