Iran Hidupkan Radar 3D untuk Hadang Pesawat Siluman AS Masuk Kembali

Iran semakin memperkuat sistem pertahanan udaranya dengan mengaktifkan radar tiga dimensi supercanggih sebagai langkah antisipasi terhadap potensi serangan udara dari Israel dan Amerika Serikat. Langkah ini muncul setelah terjadinya ledakan misterius di kawasan tersebut, yang meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan serangan dari kedua negara.

Sistem pertahanan udara Iran kini beroperasi selama 24 jam nonstop, dengan fokus utama pada mendeteksi dan mencegat pesawat siluman serta pesawat yang terbang pada ketinggian rendah. Salah satu teknologi baru yang jadi andalan adalah radar array tiga dimensi bernama “Alborz”. Radar ini memiliki kemampuan luar biasa untuk mendeteksi target udara, termasuk yang dilengkapi teknologi siluman, dalam jarak hingga 450 kilometer dan dapat melacak hingga 300 target secara bersamaan.

Tidak hanya radar, Iran juga memperkenalkan sistem komando dan kontrol yang dikenal dengan nama “Borhan”. Sistem ini berfungsi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengoordinasikan informasi dari semua radar yang terhubung. Keunggulannya terletak pada kemampuannya untuk beroperasi dalam berbagai kondisi, termasuk saat ada gangguan pada radar yang biasanya digunakan oleh sistem pertahanan musuh.

Menghadapi berbagai sanksi internasional dan larangan pembelian senjata dari Dewan Keamanan PBB, Iran telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan industri pertahanan dalam negerinya. Sejak 2019, saat Iran berhasil menembak jatuh drone RQ-4A milik AS yang melanggar ruang udara, negara ini semakin menunjukkan kemajuan dalam teknologi pertahanan udara.

Keberhasilan Iran dalam menembak jatuh drone tersebut menjadi titik penting dalam strategi pertahanan mereka, yang mencerminkan kemajuan signifikan dalam kemampuan militer domestik. Iran mengklaim bahwa mereka juga memiliki pesawat tempur berawak AS dalam garis bidik pada hari yang sama, namun memilih untuk tidak menembak jatuh guna menghindari potensi korban manusia.

Sistem radar canggih ini bukan hanya sekedar alat pengamat, tetapi juga bagian integral dari strategi Iran untuk mempertahankan kedauluan udara mereka. Meskipun negara ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk sanksi dan ketegangan dengan negara-negara tetangga, pengembangan teknologi pertahanannya menunjukkan dedikasi Teheran dalam melindungi wilayah udara mereka.

Seiring dengan teknologi radar baru ini, Iran memajukan ambisinya untuk menjadi kekuatan militer yang lebih mandiri dan kurang tergantung pada dukungan asing. Hal ini terlihat dari sejumlah proyek militer yang telah diinduksi ke dalam angkatan bersenjata mereka, di mana beberapa di antaranya termasuk pengembangan drone, rudal, dan kapal militer.

Rencana jangka panjang Iran dalam memperkuat kapasitas pertahanan udara juga ditujukan untuk meningkatkan ketahanan mereka terhadap serangan musuh. Dengan keberadaan Radar Alborz dan sistem Borhan, Iran berupaya membangun jaringan pertahanan udara yang lebih canggih dan responsif terhadap ancaman yang muncul.

Adanya situasi ketegangan ini menggambarkan kebutuhan mendesak bagi Iran untuk meningkatkan fasilitas pertahanan mereka, mengingat potensi serangan yang bisa datang dari pihak-pihak yang tidak menginginkan stabilitas di kawasan. Teheran berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi senjata dan strategi pertahanan sekaligus mempertahankan kedaulatan negara mereka di tengah ancaman yang terus ada.

Ketika Iran semakin memperkuat pertahanan udaranya, perhatian dunia tentunya tertuju pada dampak dan potensi konflik yang bisa terjadi di kawasan Timur Tengah. Perkembangan ini perlu dicermati oleh negara-negara di seluruh dunia, terutama yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut, mengingat ketidakpastian yang mungkin timbul akibat peningkatan provokasi dan sengketa yang ada.

Berita Terkait

Back to top button