Mengapa Serangan Rudal Bisa Tepat Sasaran Meski Jaraknya Jauh?

Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran. Serangan yang terjadi pada 13 Juni 2025 ini, diikuti oleh peluncuran ratusan rudal balistik dari Iran ke arah Israel. Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat dengan sistem pertahanan canggih seperti Iron Dome, beberapa di antaranya berhasil menembus dan menghancurkan sasaran strategis di Tel Aviv. Situasi ini memicu pertanyaan mendalam: bagaimana rudal-rudal tersebut dapat mencapai target dengan akurasi tinggi meskipun diluncurkan dari jarak yang sangat jauh?

Rudal modern telah menjadi senjata utama dalam konflik karena kemampuannya menghancurkan target strategis bahkan dari jarak ribuan kilometer. Secara teknis, rudal bukan hanya sekadar peluru besar yang ditembakkan, melainkan sistem senjata yang kompleks. Sistem, terdiri dari komponen seperti pendorong, kendali, dan hulu ledak, sangat bergantung pada akurasi sistem pemandu.

Ada dua tipe rudal yang umum digunakan: rudal balistik dan rudal jelajah. Rudal balistik biasanya memiliki lintasan mirip parabola dan mampu meluncur hingga ke luar atmosfer sebelum jatuh menukik ke sasaran. Sementara itu, rudal jelajah terbang rendah, mengikuti kontur permukaan bumi, sehingga lebih sulit dideteksi oleh radar.

Teknologi Pemandu yang Menentukan Akurasi

  1. Inertial Navigation System (INS)
    Sistem ini menggunakan sensor internal seperti giroskop dan akselerometer untuk melacak arah dan posisi rudal. Keunggulan INS adalah tidak bergantung pada sinyal eksternal, sehingga sulit untuk diganggu oleh musuh. Meski demikian, akurasinya dapat menurun jika tidak terus dikoreksi.

  2. GPS dan Navigasi Satelit
    Untuk meningkatkan akurasi, INS sering dipadukan dengan sistem navigasi berbasis satelit seperti GPS. Dengan bantuan satelit, rudal dapat mengetahui posisinya secara real-time. Ini memungkinkan rudal menargetkan sasaran dengan kesalahan hanya beberapa meter, bahkan dari jarak yang sangat jauh.

  3. Tercom dan DSMAC
    Rudal jelajah modern juga memanfaatkan metode Tercom dan DSMAC. Tercom mencocokkan kontur tanah yang dilalui dengan peta digital, sedangkan DSMAC membandingkan citra visual tanah dengan gambar yang sudah terekam sebelumnya dalam sistem rudal. Gabungan teknologi ini memungkinkan rudal bermanuver dengan efisien, menghindari radar musuh, dan melanjutkan perjalanan ke sasaran dengan tepat.

Kecepatan Tinggi dan Jalur Sulit Diprediksi

Kecepatan rudal balistik dapat melebihi Mach 5, yaitu sekitar 6.125 km/jam. Kecepatan ini memberi sistem pertahanan udara waktu terbatas untuk mendeteksi dan mencegat. Selain itu, beberapa rudal dilengkapi umpan atau kemampuan manuver, membuatnya semakin sulit diantisipasi.

Dalam konteks terbaru, rudal dari Iran berhasil menembus sistem pertahanan Israel meskipun Israel memiliki teknologi pertahanan yang cukup canggih. Ini menunjukkan bahwa meski pertahanan tersebut efektif, masih ada kemungkinan rudal mencapai targetnya.

Sebagian besar rudal modern menggunakan kombinasi dari beberapa sistem pemandu untuk memastikan keberhasilan misi. Contohnya, rudal jelajah seperti Tomahawk memadukan INS, GPS, Tercom, dan DSMAC dalam satu paket. Dengan kombinasi ini, rudal dapat tetap menuju ke sasaran meski salah satu sistemnya terganggu.

Berkat teknologi-teknologi ini, rudal dapat menghancurkan target yang vital, seperti pangkalan militer dan fasilitas nuklir, meskipun diluncurkan dari jarak yang sangat jauh. Dalam konflik terbaru, rudal Iran bahkan dapat mencapai pusat kota Tel Aviv dalam waktu singkat, membuktikan bahwa rudal modern kini adalah alat perang yang sangat presisi dan mematikan.

Exit mobile version