
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran baru-baru ini mengumumkan peluncuran rudal balistik Khyber (Qadr H) dalam serangkaian serangan terbarunya terhadap Israel. Ini adalah bagian dari Operasi True Promise III, yang telah memasuki fase ke-20. Dalam serangan kali ini, Iran menggunakan taktik baru yang melibatkan pesawat nirawak pintar serta berbagai jenis rudal untuk meningkatkan akurasi dan efektivitas serangan.
Target Strategis
Serangan tersebut secara spesifik menargetkan lokasi-lokasi kritis di Israel, seperti Bandara Ben Gurion, pusat penelitian biologi, dan pusat kendali militer alternatif. Menurut pernyataan IRGC, tujuan dari serangan ini adalah untuk menyerang target-target strategis yang berpotensi merugikan keamanan Israel.
Kecanggihan Rudal Khyber
Rudal Khyber, yang juga dikenal sebagai Kheibar Shekan, merupakan salah satu teknologi terdepan Iran. Memiliki jangkauan hingga 1.450 kilometer, rudal ini dilengkapi dengan sistem pemandu satelit yang memungkinkan penyesuaian lintasan selama tahap akhir penerbangannya. Desain aerodinamisnya, tanpa aileron, menjadikannya sulit terdeteksi oleh radar, sehingga mengurangi kemungkinan intercept oleh sistem pertahanan seperti Iron Dome dan David’s Sling.
Dalam pernyataan resmi, IRGC menyampaikan bahwa rudal Khyber digunakan untuk pertama kalinya dengan teknik baru yang mengedepankan akurasi dan efektivitas tinggi. "Dalam operasi ini, kami menggunakan taktik yang mengejutkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan," ungkap pernyataan tersebut, yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.
Kecepatan dan Mobilitas
Kemampuan peluncuran rudal ini sangat cepat, dengan waktu persiapan yang tidak lebih dari 15 menit. Rudal Khyber dapat diluncurkan dari platform bergerak, memberikan fleksibilitas dan mobilitas lebih bagi pasukan Iran. Ini menjadi salah satu faktor utama yang mendukung strategi serangan yang agresif terhadap musuh.
Peringatan untuk Masa Depan
Dalam konteks ini, IRGC mengeluarkan peringatan bahwa respons militer Iran di masa mendatang akan lebih dahsyat. Mereka menekankan bahwa kemampuan militer Iran masih menyimpan banyak kejutan yang belum diungkapkan. Peringatan ini menggambarkan komitmen Iran untuk mempertahankan dan memodernisasi kemampuan militernya, terutama di tengah ketegangan yang terus meningkat dengan Israel.
Kemampuan Operasional yang Didukung Teknologi
Tidak hanya rudal Khyber yang menjadi titik fokus dalam serangan ini; IRGC juga menyertakan pesawat nirawak cerdas dan rudal dengan berbagai jenis bahan bakar. Penggunaan teknologi mutakhir dalam militer ini bertujuan untuk meningkatkan daya serang serta menambah keraguan terhadap efektivitas sistem pertahanan Israel yang sudah ada.
Data dari beberapa sumber menunjukkan bahwa tingkat akurasi dan keefektifan serangan ini berpotensi meningkatkan ancaman bagi Israel, terutama jika mempertimbangkan perkembangan teknologi yang pesat di pihak Iran. Kemampuan Iran untuk meluncurkan serangan jarak jauh merupakan faktor yang tidak bisa dianggap remeh dalam diskusi mengenai keamanan regional.
Melihat perkembangan ini, pengamat internasional terus memantau reaksi dari pihak Israel dan negara-negara tetangga lainnya. Ketegangan yang terbangun di kawasan ini menggambarkan realitas geopolitik yang kompleks, di mana setiap langkah militer dapat memicu respon yang lebih agresif dari pihak yang merasa terancam.
Iran, dengan teknologi rudal balistik Khyber ini, menunjukkan tekadnya untuk tetap berada di barisan yang berkontribusi pada ketidakpastian di wilayah Timur Tengah. Dengan segala kecanggihannya, rudal ini menjadi alat strategis yang mengubah dinamika pertahanan dan serangan dalam konfrontasi militer di kawasan tersebut.





