Otoritas Umum untuk Penjagaan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi baru saja menyelesaikan proses penggantian Kiswah Kakbah, sebuah tradisi yang telah berlangsung selama lebih dari seratus tahun. Dalam proses ini, tim yang terdiri dari 154 profesional Saudi dari Kompleks Raja Abdulaziz untuk Kiswah Kakbah melakukan penggantian dengan penuh kehati-hatian dan keahlian. Kiswah yang baru dipasang ini memiliki berat sekitar 1.415 kilogram dan tingginya mencapai 14 meter.
Kiswah terbuat dari bahan berkualitas tinggi, termasuk sekitar 825 kilogram sutra mentah yang diwarnai hitam, 120 kilogram benang perak berlapis emas, 60 kilogram benang perak murni, dan 410 kilogram kapas mentah. Dengan rincian ini, Kiswah tidak hanya menjadi simbol spiritual, tetapi juga memperlihatkan kemewahan dan keindahan yang melekat pada bangunan suci tersebut.
Sejarah Kiswah
Sejarah Kiswah dapat ditelusuri sejak zaman jahiliyah dan selama periode sebelum kedatangan Islam ke Arabia. Pada saat itu, masyarakat Arab menghormati Ka’bah sebagai tempat suci dan menggunakan kain penutup, yang dikenal sebagai “ghilaf”, untuk menunjukkan penghormatan terhadap dewa-dewa mereka. Ketika Islam muncul pada abad ke-7, Nabi Muhammad SAW mengubah Ka’bah menjadi tempat ibadah yang suci bagi umat Islam. Kiswah pun mengalami transformasi menjadi simbol keyakinan yang mencerminkan monoteisme dalam agama Islam.
Kiswah pertama kali diganti oleh umat Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 647 M. Sejak saat itu, penggantian dilakukan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah, mendahului pelaksanaan ibadah haji. Tradisi ini bukan hanya simbolik, tetapi juga menyatukan umat Islam dalam penghormatan terhadap rumah Allah.
Proses dan Keberlanjutan
Proses pembuatan Kiswah menjadi sebuah seni tersendiri yang melibatkan berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk Mesir, Suriah, India, dan Iran. Kombinasi antara kain sutra hitam dan kapas, yang dihiasi dengan benang emas dan perak, membuatnya tampak megah dan simbolik. Beberapa bagian dari Kiswah bahkan mengandung penggalan kalimat suci dari Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW, sebuah tradisi yang terus dipertahankan hingga kini.
Kiswah modern kini diproduksi di pabrik khusus di Mekah, dengan penggunaan bahan yang lebih modern seperti nilon dan sutra sintetis. Namun, meski dengan inovasi tersebut, keindahan dan nilai spiritual Kiswah tetap terjaga. Setiap tahun, Kiswah diganti pada malam 9 atau 10 Dzulhijjah, dikenal sebagai Malam Tarwiyah, yang menjadi bagian penting dari ritual haji.
Nilai Historis Kiswah
Kiswah memiliki nilai historis yang penting, menandai berbagai peristiwa dalam sejarah umat Islam. Selama masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Kiswah dihiasi dengan gambar-gambar bangunan suci lainnya, seperti Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsa di Jerusalem, mencerminkan kekuatan dan keberagaman Islam di seluruh dunia.
Dalam setiap helai dan jahitan, Kiswah bukan hanya sekadar kain penutup, tetapi juga sebuah narasi perjalanan sejarah, keimanan, dan tradisi yang mengikat umat Islam dari berbagai latar belakang. Ini adalah simbol dari keteguhan dan keindahan agama yang dijiwai nilai-nilai universal.
Penggantian Kiswah Kakbah adalah peristiwa yang sangat dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, menegaskan kembali komitmen religius dan kehormatan terhadap tempat suci. Dengan kehadiran Kiswah yang baru, harapan dan doa umat Islam memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Allah SWT di rumah-Nya yang suci.
