Inovasi dalam bidang kecerdasan buatan terus berkembang, dan salah satu ajang yang menjadi sorotan adalah Datathon 2025. Kompetisi AI dan data sains terbesar di Indonesia ini hadir kembali tahun ini, diinisiasi oleh mahasiswa dari Research and Technology (RISTEK) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI). Tujuan dari acara ini adalah menjaring ide-ide cemerlang yang mampu menyelesaikan tantangan nyata di dunia industri dengan pendekatan teknologi AI.
Berdasarkan penjelasan Co Project Director Datathon, Denis, kompetisi ini lebih dari sekadar perlombaan. Ia merupakan platform kolaborasi lintas jenjang pendidikan, mengajak mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia dan luar negeri untuk menciptakan solusi inovatif bagi permasalahan industri. “Kami ingin mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan industri melalui AI,” jelas Denis, saat memberikan keterangan di Kampus UI Depok.
Tahun ini, Datathon 2025 semakin inklusif dengan mengundang pelajar SMA dan SMK untuk berpartisipasi. Pembukaan partisipasi ini bertujuan untuk memberikan perspektif lebih luas kepada generasi muda dalam memahami dan memanfaatkan teknologi. Keterlibatan siswa sejak dini diharapkan dapat memicu kreativitas serta keinginan untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
Tak hanya di dalam negeri, partisipasi Datathon 2025 mencakup hampir semua kampus ternama di Indonesia serta universitas luar negeri seperti University of Toronto dan University of Sydney. Hal ini menunjukkan bahwa posisi Datathon telah menjelma menjadi ajang kompetisi bertaraf internasional yang berakar dari Indonesia.
Rangkaian kegiatan Datathon 2025 terbagi menjadi dua tahapan utama. Workshop offline akan diselenggarakan pada 19 Juli 2025 di Universitas Indonesia, memungkinkan peserta untuk memperdalam pemahaman dan berinteraksi langsung dengan mentor serta pelaku industri. Pada tanggal 25 Juli 2025, putaran final kompetisi akan diadakan di Digiverse, tempat di mana ide-ide terbaik akan dipresentasikan di hadapan juri yang kompeten serta mitra industri.
Harapan dari penyelenggara adalah inovasi yang muncul dari kompetisi ini tidak hanya menjadi konsep di atas kertas. Denis menekankan pentingnya implementasi solusi inovatif yang didapat. “Kami ingin solusi yang diciptakan peserta dapat diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut dalam konteks industri,” ungkapnya.
Dengan keterlibatan berbagai level pendidikan dan dukungan dari dunia usaha, Datathon 2025 berpotensi untuk melahirkan inovator baru di bidang AI dan data sains. Selain itu, ajang ini membuka pintu untuk kolaborasi yang dapat mengubah wajah industri masa depan. Tujuan akhir dari Datathon tidak hanya mendorong kreativitas, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan teknologi dalam skala lebih besar.
Datathon 2025 menjadi gambaran bagaimana generasi muda dapat berperan aktif dalam memecahkan permasalahan dunia yang kompleks melalui teknologi canggih. Komitmen untuk terus berkarya dan berinovasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global yang semakin mendesak. Seiring dengan pertumbuhan pesat AI, kompetisi ini memastikan bahwa ide-ide kreatif dan inovatif akan selalu mendapatkan ruang untuk berkembang.





