
Para ilmuwan baru-baru ini mengungkapkan penemuan menarik di dasar Laut Merah, tepatnya di kawasan Teluk Aqaba, yang mungkin berkaitan dengan kisah Nabi Musa membelah Laut Merah. Mereka menemukan kolam air garam yang terletak hampir 4.000 kaki di bawah permukaan laut, yang memiliki salinitas sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan air laut biasa. Kondisi ekstrem tersebut menciptakan lingkungan yang mematikan bagi organisme, dengan sedikit atau tidak ada oksigen.
Penemuan ini, yang dipublikasi dalam jurnal Nature, menunjukkan bahwa kolam air garam ini menawarkan wawasan baru tentang kondisi laut purba yang mungkin serupa dengan lingkungan tempat kehidupan pertama kali muncul. Dengan hanya sekitar 40 kolam air garam yang pernah diidentifikasi di Laut Merah dan wilayah lainnya, penemuan ini menambah pemahaman yang berharga tentang ekosistem bawah laut yang ekstrem.
Menurut penelitian, kolam air garam ini bertindak sebagai kapsul waktu alami yang menjamin keutuhan catatan geologis di Teluk Aqaba. Dikenal sebagai Kolam Air Garam NEOM, area ini diharapkan dapat mengungkapkan informasi penting tentang peristiwa-peristiwa alam seperti tsunami dan gempa bumi yang pernah terjadi ribuan tahun lalu. “Kolam ini memperluas jangkauan geografis kolam air garam yang diketahui, dan mewakili lingkungan preservasi yang unik untuk sinyal sedimen peristiwa iklim dan tektonik regional,” ungkap para peneliti.
Prof. Sam Purkis, seorang ahli geosains kelautan dari Universitas Miami, menjelaskan bahwa kolam air garam ini berbeda dari ekosistem laut lainnya. Di kolam ini, lapisan sedimen yang mengendap tetap utuh, tanpa adanya gangguan dari organisme lain. Hal ini memberikan kesempatan untuk mempelajari sejarah iklim dan evolusi ekosistem selama jutaan tahun. “Kami merasa sangat antusias untuk menjelajahi kondisi kolam air asin yang belum tersentuh ini. Kami percaya bahwa mereka memegang kunci untuk mengungkapkan wawasan tentang kehidupan laut purba,” tambah Purkis.
Penemuan ini tidak hanya memberikan kontribusi terhadap ilmu kelautan tetapi juga dapat memberikan gambaran mengenai kemungkinan kehidupan di luar bumi. Para peneliti meyakini bahwa ekosistem ekstrem yang ditemukan di kolam ini dapat mencerminkan kondisi di dunia air di luar tata surya kita. Wawasan ini dapat membantu dalam pencarian kehidupan ekstraterrestrial dan memahami lebih mendalam tentang bagaimana kehidupan dapat bertahan dalam kondisi yang sangat keras.
Dengan demikian, kolam air garam di Laut Merah tidak hanya menjadi lokasi terkenal karena kaitan historisnya dengan kisah Nabi Musa, tetapi juga kini dikenal karena potensi ilmiahnya yang luar biasa. Penelitian lanjutan di area ini diharapkan dapat memunculkan lebih banyak penemuan yang mengungkap rahasia sejarah Bumi dan krusial dalam pencarian kehidupan di planet lain.
Seiring perkembangan teknologi dan metode penelitian, mari kita nantikan bagaimana penelitian ini akan mengubah pemahaman kita tentang sejarah laut dan kehidupan di bumi purba. Adaptasi dan pelestarian lingkungan laut ekstrem ini menjadi langkah penting dalam memahami ekosistem dan iklim global yang berubah. Penemuan ini juga menyoroti pentingnya penelitian ilmiah dalam menjelajahi sudut-sudut dunia yang belum terjamah, yang bisa jadi menyimpan fakta-fakta penting bagi umat manusia.





