Misteri Baru: Rotasi Bumi Kian Cepat, Ilmuwan Masih Kebingungan

Fenomena menarik terjadi dalam banyak liputan ilmiah belakangan ini: rotasi Bumi yang justru meningkat. Kejadian ini meliputi pengamatan bahwa kecepatan rotasi Bumi semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir, sesuatu yang bertentangan dengan pemahaman sebelumnya bahwa rotasi Bumi akan melambat seiring waktu. Kini, para ilmuwan menghadapi tantangan untuk menemukan jawaban atas misteri ini, di mana Juli 2025 diproyeksikan akan mencatat hari-hari terpendek dalam sejarah pengamatan modern.

Berdasarkan data yang diperoleh, fenomena ini mulai terlihat pada 9 Juli 2025. Hari tersebut tercatat sekitar 1,30 milidetik lebih cepat dari standar waktu yang biasa diukur, yaitu 86.400 detik dalam satu hari. Selain itu, dua tanggal lain yang diperkirakan akan mengalami percepatan lebih tinggi adalah 22 Juli dan 5 Agustus 2025. Catatan ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam paradigm pengukuran waktu global.

Fenomena misterius ini menjadi perhatian banyak ilmuwan, terutama karena bertentangan dengan pola alami yang selama ini teramati. Interaksi gravitasi antara Bumi dan Bulan biasanya menyebabkan rotasi Bumi melambat rata-rata sekitar 1,8 milidetik per abad. Namun, sejak 2020, keadaan ini mengalami perubahan yang drastis. Tahun tersebut tercatat sebagai tahun dengan hari terpendek dalam 28 pengamatan terbaru, dan tren percepatan ini terus berlanjut hingga saat ini.

Beberapa ilmuwan mencoba mencari penyebab percepatan rotasi ini. Salah satu yang dicatat adalah pergeseran massa di Bumi akibat gempa bumi besar, seperti gempa Jepang pada tahun 2011 yang mempercepat rotasi sebesar 1,8 mikrodetik. Namun, fenomena yang menyebabkan percepatan konsisten dalam skala milidetik selama beberapa tahun belum dapat dijelaskan dengan baik.

“Awalnya kami kira rotasi akan terus melambat. Tetapi sekarang justru sebaliknya. Ini mengejutkan kami,” ungkap Judah Levine, seorang fisikawan dari National Institute of Standards and Technology, yang menunjukkan betapa membingungkannya fenomena ini bagi para peneliti.

Leonid Zotov dari Universitas Negeri Moskow juga menunjukkan kepincangan dalam pemodelan saat ini. Saat ini, tidak ada model atmosfer, laut, atau data geomagnetik yang dapat menjelaskan peningkatan kecepatan rotasi Bumi ini. Biasanya, sistem waktu dunia mesti menambahkan detik kabisat untuk menyesuaikan pelambatan rotasi, namun sejak 2016, tidak ada detik kabisat yang ditambahkan. Hal ini menunjukkan bahwa rotasi Bumi semakin cepat, yang pada gilirannya memengaruhi pengukuran waktu global.

Kondisi ini membawa pada pertanyaan yang lebih mendalam mengenai pengukuran waktu dan skala yang digunakan dalam fisika dan astronomi. Saat ini, International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) belum merasa perlu menambahkan detik tambahan, menegaskan bahwa fenomena ini bukanlah hal yang sepele.

Dengan rotasi Bumi yang tak terduga dan meningkat, para ilmuwan di seluruh dunia bekerja keras untuk memahami dan menemukan penjelasan. Menghadapi ketiadaan jawaban atas pertanyaan ini, mereka berupaya mengumpulkan data dan mengembangkan model yang akurat untuk memahami mekanisme dibalik fenomena ini. Tentu saja, waktu yang kita kenal kini mulai berjalan lebih cepat dari yang kita bayangkan.

Keterbatasan ilmu pengetahuan saat ini dihadapi tepat di momen dimana waktu dan pengukuran menjadi semakin kompleks. Dengan segala ketidakpastian yang ada, satu hal pasti: perubahan ini akan terus menjadi pusat perhatian di kalangan ilmuwan dan pembuat kebijakan yang berurusan dengan pengukuran waktu dan sistem informasi global. Sekarang, lebih dari sebelumnya, misteri ini mendorong kita untuk merefleksikan pemahaman kita tentang dunia sekeliling.

Berita Terkait

Back to top button