
Rekaman kokpit dari pesawat Air India yang jatuh pada bulan lalu mengungkapkan bahwa kapten pesawat diduga telah mematikan pasokan bahan bakar ke mesin hanya beberapa detik setelah lepas landas. Kecelakaan tragis ini terjadi pada 12 Juni di Ahmedabad, India, dan telah menimbulkan banyak pertanyaan mengenai prosedur keselamatan dan pengoperasian pesawat.
Menurut laporan awal oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), sakelar bahan bakar pada kedua mesin pesawat berpindah dari posisi ‘run’ ke ‘cut off’ tepat satu detik setelah pesawat mengangkat diri dari landasan pacu. Hal ini dinyatakan berdasarkan analisis rekaman kokpit yang mencerminkan dialog antara kapten dan kopilot. Dalam rekaman tersebut, kopilot, Clive Kunder, terlihat mempertanyakan keputusan kapten, Sumeet Sabharwal, yang memindahkan sakelar bahan bakar.
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh Wall Street Journal, penilaian awal ini menciptakan semakin banyak keraguan di antara otoritas penerbangan mengenai tindakan pilot. Kapten Sabharwal memiliki pengalaman terbang selama 15.638 jam, sementara kopilot Kunder memiliki 3.403 jam. Pengalaman keduanya yang cukup panjang justru menjadi sorotan karena keputusan yang dibuat saat penerbangan tersebut.
Implikasi terhadap Keamanan Penerbangan
Kecelakaan ini tidak hanya menyebabkan 260 korban tewas, termasuk penumpang dan awak, tetapi juga memicu perhatian serius terhadap protokol keselamatan yang diterapkan oleh maskapai penerbangan. Rekaman serta audit terhadap tindakan pilot dijadwalkan berlangsung lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua prosedur telah diikuti dengan benar. Otoritas setempat dan nasional di India, termasuk Departemen Penerbangan Sipil, sedang menyelidiki kemungkinan kelalaian dan potensi pelanggaran peraturan.
Sejauh ini, baik Air India, Boeing, dan instansi pemerintah terkait belum mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi situasi ini. Langkah-langkah ke depan pasti akan mencakup evaluasi menyeluruh terhadap pelatihan pilot dan prosedur operasi standar untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Tanggapan dari Komunitas Penerbangan
Berita mengenai kecelakaan pesawat ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan komunitas penerbangan. Banyak ahli keselamatan penerbangan menekankan pentingnya pelatihan yang intensif dan pemeriksaan menyeluruh terhadap keputusan yang diambil pilot dalam situasi kritis. Beberapa ahli percaya bahwa masalah psikologis atau teknis juga bisa jadi berperan dalam kecelakaan ini.
“Ini adalah tragedi yang sangat memprihatinkan, dan kami perlu mencari tahu apa yang terjadi di dalam kokpit. Pelatihan yang baik dan komunikasi yang jelas antara anggota kru sangat penting,” ungkap seorang mantan pilot yang enggan disebutkan namanya.
Kesimpulan sementara
Dengan terus berlanjutnya penyelidikan, informasi lebih lanjut diharapkan akan muncul dari rekaman kokpit dan analisis teknis lainnya. Kasus ini menyoroti risiko yang melekat dalam penerbangan dan pentingnya sistem keselamatan yang rubah, baik pada tingkat maskapai maupun otoritas penerbangan. Kajian lebih lanjut dari pihak berwenang diharapkan mampu memberikan solusi nyata agar kejadian serupa tidak terulang.
Menjelang rilis laporan resmi, banyak yang berharap bahwa kejadian ini akan memicu perubahan signifikan dalam kebijakan penerbangan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Keselamatan penumpang harus selalu menjadi prioritas utama dalam dunia penerbangan yang memiliki risiko tinggi ini.





