ChatGPT Terima 2,5 Miliar Prompt Harian, 330 Juta Dari Pengguna AS

OpenAI, perusahaan yang dikenal berkat pengembangan teknologi kecerdasan buatan, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ChatGPT kini menerima sekitar 2,5 miliar prompt setiap hari dari pengguna di seluruh dunia. Dari total jumlah tersebut, sekitar 330 juta permintaan atau kurang lebih 13% berasal dari pengguna di Amerika Serikat. Ini menunjukkan potensi besar penggunaan ChatGPT di pasar teknologi global, meskipun belum mendekati angka pencarian harian yang dicapai oleh Google.

Menurut informasi yang diambil dari TechCrunch, OpenAI membagikan kabar ini kepada Axios pada tanggal 22 Juli 2025. Data yang diberikan oleh OpenAI memberikan gambaran menarik tentang bagaimana interaksi pengguna dengan ChatGPT terus berkembang.

Sebagai perbandingan, Google sebagai perusahaan induk Alphabet, tanpa merilis data resmi tentang jumlah pencarian harian, mengungkapkan bahwa mereka menerima sekitar 5 triliun pencarian per tahun. Ini setara dengan hampir 14 miliar pencarian setiap hari. Di sisi lain, estimasi yang dibuat oleh peneliti independen seperti Neil Patel dari NP Digital dan riset gabungan oleh SparkToro dan Datos menunjukkan bahwa Google mungkin menerima hingga 16,4 miliar pencarian per hari.

Meskipun demikian, pertumbuhan penggunaan ChatGPT terbilang sangat pesat. Pada bulan Desember tahun lalu, CEO OpenAI Sam Altman mencatat bahwa ChatGPT sudah menerima lebih dari 1 miliar prompt per hari. Dengan kata lain, hanya dalam waktu kurang dari delapan bulan, jumlah permintaan harian untuk ChatGPT meningkat lebih dari dua kali lipat. Ini merupakan indikator yang kuat bahwa minat pengguna akan teknologi kecerdasan buatan terus meluas.

Dari perspektif bisnis, OpenAI mengklaim telah mencapai pendapatan tahunan sebesar USD 10 miliar atau sekitar Rp 160 triliun. Ini meliputi lonjakan yang signifikan dari pendapatan sebelumnya, yang tercatat sekitar USD 5,5 miliar atau Rp 88 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini tidak lepas dari berbagai lini usaha yang dijalankan oleh OpenAI, termasuk produk konsumen ChatGPT, produk bisnis untuk perusahaan, dan layanan API yang ditawarkan kepada pengembang.

Saat ini, OpenAI melayani lebih dari 500 juta pengguna aktif setiap minggu, termasuk 3 juta pelanggan bisnis berbayar. Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, perusahaan memperkirakan pendapatan tahunan akan mencapai USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 185,6 triliun pada tahun 2025. Ini adalah peningkatan signifikan dari estimasi pendapatan tahun 2024 yang akan mencapai USD 3,7 miliar atau sekitar Rp 59,2 triliun. Jika tren ini terus berlanjut, OpenAI menargetkan pendapatan mencapai USD 125 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun pada tahun 2029.

Namun, tantangan tetap ada. OpenAI menghadapi tekanan besar untuk terus meningkatkan pendapatan mereka sambil menghadapi biaya operasional yang tinggi. Perusahaan menghabiskan miliaran dolar setiap tahunnya untuk merekrut talenta terbaik dan membangun infrastruktur yang diperlukan untuk pelatihan dan pengoperasian sistem AI. Hingga saat ini, OpenAI belum mengumumkan secara terbuka besaran biaya operasional dan apakah mereka telah mencapai titik impas.

Dengan lonjakan pesat dalam pengguna dan pendapatan, ChatGPT dan OpenAI secara keseluruhan menunjukkan potensi yang signifikan dalam memengaruhi industri teknologi. Mari kita lihat bagaimana perkembangan ini terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan dan dampaknya terhadap cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Exit mobile version