China Resmi Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

China secara resmi memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia yang terletak di hilir Sungai Yarlung Tsangpo, daerah otonomi Tibet. Proyek ambisius ini melibatkan total investasi sekitar 1,2 triliun yuan atau sekitar USD 167,2 miliar, seperti diumumkan dalam pernyataan resmi oleh Dewan Negara Republik Rakyat China. Perdana Menteri Li Qiang mengungkapkan bahwa proyek ini akan terdiri dari lima pembangkit listrik tenaga air bertingkat, dengan kapasitas terpasang yang direncanakan mencapai 60 juta kilowatt—hampir tiga kali lipat dari kapasitas pembangkit listrik air Sanxia yang saat ini memegang gelar sebagai pembangkit terbesar di dunia.

Pembangunan proyek ini ditangani oleh China Yajiang Group Co. dan mereka juga akan bertanggung jawab atas pengoperasian fasilitas setelah selesai. Sebelumnya, pembangkit listrik terbesar, Sanxia, yang terletak di Sungai Yangtze, memiliki kapasitas desain sekitar 22,4 juta kilowatt dan telah beroperasi sejak tahun 2008.

Energi yang dihasilkan dari proyek baru ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di dalam negeri, terutama untuk mendukung masyarakat lokal di Tibet, tetapi mayoritas energi akan dipasok untuk konsumsi eksternal. Tindakan ini mengundang perhatian internasional, khususnya dari India. Kementerian Luar Negeri India telah menyatakan kekhawatiran terkait dampak rencana ini terhadap kepentingan India dan negara-negara tetangga lainnya.

Kekhawatiran di Pihak India

Sejak pemulaan rencana pembangunan, India telah mengawasi perkembangan proyek ini dengan cermat. Sikap skeptis New Delhi muncul karena Sungai Yarlung Tsangpo adalah sumber utama dari Sungai Brahmaputra, yang sangat vital bagi ekosistem dan pasokan air di wilayah Assam, India. Kementerian Luar Negeri India meminta Beijing untuk mempertimbangkan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap negara-negara hilir, termasuk India dan Bangladesh.

Aspek Lingkungan dan Sosial

Proyek pembangkit listrik ini tidak hanya akan mempengaruhi hubungan diplomatik, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang dampak lingkungan dan sosial. Ahli lingkungan mencatat bahwa pembangunan infrastruktur besar-besaran seperti ini dapat memengaruhi ekosistem di sepanjang sungai serta kehidupan masyarakat yang mengandalkan sumber daya air tersebut. Menyadari hal ini, sejumlah organisasi lingkungan memanggil agar pemerintah China menjalankan analisis dampak lingkungan secara menyeluruh sebelum melanjutkan pembangunan.

Dampak Ekonomi dan Energi

Dari aspek ekonomi, proyek ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan infrastruktur di Tibet dan propinsi sekitarnya. Dengan kapasitas yang sangat besar, pembangkit ini dapat membantu China memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat, khususnya dalam konteks transisi ke energi terbarukan. Ini sejalan dengan rencana jangka panjang pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memperbesar kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional.

Profil Sungai Yarlung Tsangpo

Sungai Yarlung Tsangpo sendiri memiliki panjang sekitar 1.700 kilometer dan berhulu di gletser Jima Yangzong di dekat Gunung Kailash. Sungai ini mengalir melintasi Tibet sebelum memasuki India, di mana ia dikenal dengan nama Sungai Brahmaputra, dan akhirnya menuju Bangladesh. Mengingat perjalanan yang panjang seperti ini, proyek pembangkit listrik ini juga berpotensi menimbulkan masalah dalam hal aliran air dan pengelolaan sumber daya di wilayah hilir.

Dengan dimulainya pembangunan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia, China menunjukkan ambisi yang kuat dalam pengembangan sumber daya energi terbarukan. Namun, situasi ini menuntut perhatian internasional untuk terus memantau dan mengawasi agar keharmonisan dengan negara-negara tetangga tetap terjaga, sembari mempertimbangkan isu kesehatan lingkungan dan sosial yang muncul seiring dengan pembangunan infrastruktur besar ini.

Berita Terkait

Back to top button