Dugaan ijazah palsu yang melibatkan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Namun, isu serupa tidak hanya terjadi di Indonesia. Sejumlah pemimpin dunia lainnya juga pernah terseret dalam skandal yang berkaitan dengan keaslian ijazah mereka. Berikut adalah lima pemimpin dunia yang terlibat dalam kasus ijazah palsu.
1. Bola Tinubu, Presiden Nigeria
Pada tahun 2023, Presiden Nigeria, Bola Tinubu, kalah dalam sorotan publik terkait dugaan ijazah palsu dari Universitas Chicago. Tuduhan ini muncul dari rival politiknya, Atiku Abubakar, yang menantang keaslian dokumen tersebut. Setiap upaya klarifikasi dari Tinubu, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Universitas Chicago tidak memiliki catatan yang mengonfirmasi kelulusannya. Kasus ini kini sedang ditinjau oleh Mahkamah Agung Nigeria, menambah ketegangan politik di negara tersebut.
2. Ali Kordan, Mantan Menteri Dalam Negeri Iran
Ali Kordan menjadi sorotan global pada tahun 2008 ketika gelar doktor kehormatan yang ia klaim dari Universitas Oxford dipertanyakan. Universitas tersebut menyatakan bahwa mereka tidak pernah memberikan gelar tersebut kepada Kordan. Dalam menghadapinya, Kordan mengaku menjadi korban penipuan dan pada akhirnya memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Kasus ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang transparansi pendidikan di kalangan pejabat tinggi pemerintah.
3. Pal Schmitt, Mantan Presiden Hungaria
Kejadian serupa menimpa Pal Schmitt pada tahun 2012, ketika dugaan plagiasi disertasi doktornya mencuat. Banyak pihak mendesak dilakukan penyelidikan, yang mengarah pada pencabutan gelar doktor oleh Universitas Semmelweis. Menghadapi tekanan publik, Schmitt memilih untuk mengundurkan diri dari kursi kepresidenannya. Skandal ini menciptakan sorotan lebih besar terhadap kebijakan akademik di Hungaria.
4. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki
Pada masa kampanye pemilihan presiden 2014, Recep Tayyip Erdogan dihadapkan pada klaim terkait ijazahnya dari Universitas Marmara. Meskipun isu ini menjadi perhatian, tudingan itu tidak berpengaruh signifikan terhadap posisi politiknya. Namun, kasus ini menggambarkan betapa pentingnya keabsahan dokumen pendidikan bagi seorang pemimpin.
5. Aamir Liaquat Hussain, Mantan Menteri Agama Pakistan
Aamir Liaquat Hussain mendapat kritik keras ketika mengaku memiliki gelar BA dan MBBS dari universitas yang kemudian terbukti fiktif. Gelar BA-nya dari Trinity College and University dan gelar medisnya juga mengalami keraguan. Setelah penyelidikan, terungkap bahwa pendidikan yang diklaimnya berasal dari lembaga yang tidak terdaftar. Reaksi publik yang marah menunjukkan bahwa integritas pendidikan menjadi isu sensitif di kalangan masyarakat.
Isu ijazah palsu mengingatkan kita bahwa integritas akademik pemimpin sangat penting dalam menjaga kepercayaan publik. Dalam konteks Jokowi, desakan dari masyarakat agar kasusnya diselidiki lebih lanjut menunjukkan bahwa transparansi dan akurasi informasi pendidikan pemimpin negara tetap menjadi perhatian utama. Kejadian-kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi negara lain untuk lebih memperhatikan kekuatan penegakan hukum dan regulasi dalam masalah dokumen pendidikan agar jangan sampai merusak integritas lembaga pemerintahan.





