Peningkatan serangan siber berbasis teknologi deepfake di industri kripto telah mencapai angka yang mencengangkan, yaitu 40% dalam setahun terakhir. Hal ini diungkapkan oleh Tokocrypto, salah satu platform jual beli aset kripto terkemuka di Indonesia. Dalam pernyataan yang disampaikan, Roberto H. Thamrin, Head of Operations Tokocrypto, menekankan bahwa tren ini terutama terlihat di Asia Tenggara, di mana teknologi buatan seperti Google Veo 3 memudahkan pembuatan video dan audio yang tampak sangat realistis.
“Deepfake menjadi tantangan terbesar, apalagi dengan kecanggihan AI yang dapat memalsukan wajah dan suara kita,” ungkap Roberto pada konferensi yang diadakan di Jakarta pada 24 Juli 2025. Keberadaan teknologi ini telah memicu lonjakan jumlah serangan siber yang menargetkan pelaku industri kripto, sehingga membuat perusahaan, termasuk Tokocrypto, harus mengintensifkan upaya keamanan siber mereka.
Dalam lima bulan pertama tahun 2025, Tokocrypto dan mitranya Vida berhasil mengidentifikasi dan memblokir sebanyak 27.000 usaha serangan siber. Data ini menunjukkan upaya pencegahan yang signifikan, yang membawa dampak positif terhadap pengurangan kasus penipuan digital dan penyalahgunaan identitas. Meningkatnya jumlah serangan ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga mempengaruhi perusahaan yang beroperasi di sektor ini.
Tokocrypto juga berkomitmen untuk meningkatkan sistem keamanan mereka lebih lanjut. “Kami telah menyusun strategi untuk memperjelas regulasi dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap industri kripto,” jelas Roberto. Salah satu langkah yang telah diambil adalah melaksanakan edukasi melalui media sosial serta kegiatan roadshow ke universitas dan komunitas kripto. Inisiatif ini bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat tentang dunia kripto dan potensi risiko yang ada.
Menurut data internal Tokocrypto, selama lima tahun terakhir, jumlah pelaku di industri kripto di Indonesia mengalami peningkatan, dan transaksi meningkat sebesar 56%. Meskipun ada lonjakan aktivitas, jumlah aktivitas kripto ilegal justru menurun sebanyak 24%. Fenomena ini menunjukkan bahwa regulasi yang lebih baik dan sistem yang lebih terkontrol seperti ‘Know Your Customer’ (KYC) dan ‘Anti Money Laundering’ (AML) mulai menunjukkan efek positif.
Kerja sama yang baru-baru ini dilakukan oleh Tokocrypto dengan Vida bertujuan untuk menanggulangi ancaman digital berbasis deepfake. Dua fitur utama yang diperkenalkan dalam kolaborasi ini adalah pengenalan wajah berbasis kecerdasan buatan dan liveness detection. Fitur ini berfungsi untuk memastikan bahwa pengguna layanan benar-benar adalah pelanggan yang sah, bukan penjahat siber yang menyamar dengan teknologi deepfake.
Selain itu, Tokocrypto juga menerapkan metode anti-spoofing dan autentikasi dokumen guna mencegah pemalsuan data. Upaya ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi transaksi kripto.
Roberto menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara semua pihak, termasuk pelaku transaksi, regulator, dan komunitas. “Sinergi ini akan membawa industri kripto menuju masa depan yang lebih aman, transparan, dan berorientasi pada pertumbuhan,” pungkasnya.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keamanan siber di industri ini, diharapkan situasi ini akan mendorong penanaman lebih banyak investasi dan kepercayaan masyarakat terhadap aset digital. Masyarakat juga diimbau untuk terus berpartisipasi dalam edukasi mengenai risiko dan peluang dalam dunia kripto.
