Perbandingan Kekuatan Militer Thailand dan Kamboja: Anggaran dan Alutsista

Ketegangan militer antara Thailand dan Kamboja mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menciptakan urgensi untuk memahami kekuatan militer kedua negara. Konflik bersenjata di perbatasan keduanya telah menyebabkan banyak korban jiwa dan pengungsian. Dalam konteks ini, kami akan membahas secara mendalam perbandingan kekuatan militer Thailand dan Kamboja dari perspektif anggaran dan alat sistem pertahanan (alutsista).

Kekuatan dan Anggaran

Menurut data dari sumber yang terpercaya, Thailand memiliki posisi yang jauh lebih kuat dibandingkan Kamboja dalam hal kekuatan militer. Thailand memiliki skor Indeks Kekuatan (PwrIndx) sebesar 0,4536 dan menempati peringkat ke-25 di dunia. Sementara itu, Kamboja berada pada posisi ke-95 dengan skor 2,0752. Dalam hal anggaran, Thailand juga unggul dengan alokasi pertahanan sebesar USD 5,73 miliar pada tahun 2024, berbanding jauh dengan Kamboja yang hanya menganggarkan USD 1,3 miliar.

Ketentuan jumlah personel aktif menunjukkan perbedaan mencolok: Thailand memiliki lebih dari 360.000 personel, sedangkan Kamboja hanya mempekerjakan sekitar 124.300 personel. Kekuatan ini dibangun di atas fondasi tentara yang terbentuk sejak 1993, melalui penggabungan kekuatan militer yang berbeda.

Angkatan Darat

Dari sudut pandang angkatan darat, Kamboja memiliki 75.000 personel yang dilengkapi sekitar 200 tank tempur dan 480 unit artileri. Sebaliknya, Angkatan Darat Thailand terdiri dari sekitar 245.000 personel, termasuk 115.000 wajib militer. Angkatan Darat Thailand mengoperasikan sekitar 400 tank tempur dan memiliki arsenal yang jauh lebih besar, dengan lebih dari 1.200 kendaraan lapis baja serta 2.600 senjata artileri. Kekuatan ini memberikan Thailand kemampuan militer yang lebih canggih dan adaptif.

Angkatan Udara

Dalam hal kekuatan udara, Angkatan Udara Kamboja memiliki struktur yang relatif kecil dengan hanya 1.500 personel. Kamboja mengoperasikan 10 pesawat angkut dan 10 helikopter transportasi, tanpa memiliki jet tempur. Mereka bergantung pada 16 helikopter multirole untuk misi-misi mereka. Berbanding terbalik, Angkatan Udara Thailand telah menempatkan dirinya sebagai salah satu yang terbaik di Asia Tenggara. Dengan 46.000 personel yang terlatih dan 112 pesawat tempur, termasuk F-16 dan Gripen, Thailand menunjukkan keunggulan mutlak dalam kualitas dan kuantitas kekuatan udaranya.

Angkatan Laut

Kekuatan angkatan laut kedua negara juga berbeda jauh. Angkatan Laut Kamboja, yang memiliki sekitar 2.800 personel, dilengkapi dengan 13 kapal patroli dan 1 kapal pendarat amfibi. Sementara itu, Angkatan Laut Thailand memiliki hampir 70.000 personel dan armada yang lebih kompleks, termasuk 1 kapal induk dan 7 fregat. Thailand tidak hanya memiliki jumlah kapal yang lebih banyak, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi modern, termasuk kapal pendarat dan drone.

Ketegangan yang Berkelanjutan

Ketegangan yang terus terjadi di antara Thailand dan Kamboja terkait dengan bentrokan yang terus berulang di perbatasan. Akibat kejadian yang tak terduga, seperti penembakan yang menewaskan tentara Kamboja pada Mei lalu, kedua negara telah mengerahkan lebih banyak pasukan ke garis depan. Situasi ini menciptakan tantangan diplomatik yang semakin rumit bagi keduabelah pihak.

Kekuatan militer yang lebih besar dan anggaran yang lebih memadai memberikan Thailand posisi yang lebih diuntungkan. Namun, ketegangan yang semakin meningkat di perbatasan menuntut kedua negara untuk mencari solusi damai guna menjamin stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Dengan senjata yang terus diperkuat dan persiapan militer yang tak kunjung reda, masa depan hubungan antara Thailand dan Kamboja akan sangat menentukan dalam konteks geopolitik regional.

Berita Terkait

Back to top button