Kepala badan antariksa Rusia, Roscosmos, Dmitry Bakanov, baru-baru ini tiba di Houston, Amerika Serikat (AS), dalam rangka melakukan dialog dengan Sean Duffy, kepala sementara NASA. Pertemuan ini merupakan yang pertama sejak 2018, menunjukkan bahwa meskipun hubungan kedua negara memburuk akibat konflik politik global, kerja sama di bidang luar angkasa tetap berlangsung.
Rencananya, pembicaraan antara Bakanov dan Duffy dijadwalkan berlangsung pada 31 Juli mendatang, di mana mereka akan membahas berbagai proyek bersama. "Kami, bersama NASA, berencana membahas proyek bersama yang sedang berlangsung," ujar pihak Roscosmos mengenai agenda kunjungan ini, sebagaimana dilansir oleh kantor berita TASS.
Proyek Bersama dalam Luar Angkasa
Kedua lembaga tersebut akan mendiskusikan beberapa proyek krusial, yang mencakup program lintas penerbangan dan perpanjangan masa operasional Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Salah satu fokus utama mereka adalah kerja sama dalam melakukan deorbit ISS secara aman dan pembuangan laut terkendali di masa depan. Proyek-proyek ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk menjaga keberlanjutan misi luar angkasa meskipun ada ketegangan di bidang lain.
Setelah pertemuan, Bakanov dan pejabat NASA dijadwalkan untuk mengunjungi Johnson Space Center dan fasilitas produksi Boeing. Kegiatan ini akan melibatkan diskusi lebih lanjut dengan pimpinan program luar angkasa di perusahaan tersebut, menunjukkan adanya kerjasama yang melampaui batas negara.
Peluncuran Misi SpaceX Crew-11
Selain diskusi proyek, Bakanov juga akan bertemu dengan awak pesawat ruang angkasa Crew Dragon, termasuk kosmonot Rusia, Oleg Platonov. Oleg akan bergabung dalam misi SpaceX Crew-11 yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada 31 Juli, bersama ketiga astronaut lain, yaitu perwakilan NASA, Zena Cardman dan Mike Fincke, serta Kimiya Yui dari Badan Penjelajahan Antariksa Jepang (JAXA). Selama misi, keempat astronot ini akan melakukan penelitian untuk mempersiapkan eksplorasi manusia lebih jauh ke luar angkasa.
Kerjasama di Tengah Ketegangan
Meski hubungan politik antara AS dan Rusia telah mengalami kemunduran signifikan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, kerja sama di sektor luar angkasa tetap terjaga dengan baik. Ini menyoroti pentingnya proyek luar angkasa sebagai jembatan dalam menjalin komunikasi dan kolaborasi meskipun ada gesekan di bidang lainnya.
Pertemuan antara Bakanov dan Duffy ini merupakan momen langka, mengingat pertemuan terakhir yang melibatkan pimpinan Roscosmos dan NASA berlangsung pada Oktober 2018. Saat itu, Dmitry Rogozin, Direktur Jenderal Roscosmos yang terdahulu, bertemu langsung dengan Administrator NASA, Jim Bridenstine, di Kosmodrom Baykonur, Kazakhstan.
Sejak saat itu, situasi geopolitik telah berubah, termasuk keputusan Presiden Donald Trump yang menunjukkan ketidakpuasan terhadap Rusia. Namun, dengan semakin besarnya tantangan yang dihadapi umat manusia dalam mengeksplorasi luar angkasa, kedua negara sepertinya menyadari bahwa kolaborasi di bidang ini tetap memiliki nilai strategis.
Masa Depan Kerjasama Antariksa
Kunjungan Bakanov dan pertemuan yang akan datang dengan NASA menjadi sebuah harapan bagi banyak pihak akan adanya peningkatan kerjasama di bidang luar angkasa, yang tidak hanya bermanfaat bagi Rusia dan AS, tetapi juga untuk umat manusia secara keseluruhan. Proyek-proyek ini diharapkan tidak hanya membawa kemajuan teknologi, tetapi juga membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih harmonis antara dua negara besar dengan sejarah panjang kerjasama.
Terlepas dari ketegangan yang ada, penting untuk diingat bahwa pencapaian dalam sains dan teknologi luar angkasa dapat menjadi penghubung, membantu menjembatani perbedaan politik dan membawa harapan baru bagi eksplorasi di masa depan.





