Pada 5 Agustus 2025, Bumi diprediksi akan mengalami salah satu hari terpendek dalam sejarah. Rotasi planet kita diperkirakan akan berlangsung lebih cepat dengan selisih sekitar 1,25 milidetik dari durasi normal sehari, yaitu 86.400 detik. Walaupun perubahan ini mungkin tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, ilmuwan menganggapnya penting karena berpotensi memengaruhi sistem teknologi yang membutuhkan akurasi tinggi, seperti GPS dan jam atom.
Penyebab Hari Terpendek
Hari terpendek ini disebabkan oleh percepatan rotasi Bumi. Pada 5 Agustus 2025, durasi hari diprediksi menjadi 86.399,99875 detik. Perbedaan ini dapat dianggap kecil, tetapi di bidang sains dan teknologi, hal tersebut cukup signifikan. Beberapa faktor utama yang menyebabkan peningkatan kecepatan rotasi akan diuraikan sebagai berikut.
1. Posisi Bulan dan Tarikan Gravitasi
Posisi Bulan adalah salah satu penyebab utama percepatan rotasi Bumi. Pada tanggal tersebut, Bulan akan berada pada sudut terjauh dari garis khatulistiwa, yang dikenal sebagai maximum declination. Di saat seperti ini, tarikan gravitasi Bulan terhadap Bumi melemah, menyebabkan kecepatan rotasi Bumi meningkat. Sebaliknya, jika Bulan sejajar dengan khatulistiwa, dampaknya justru memperlambat rotasi.
2. Dinamika Inti Bumi
Pergerakan inti cair Bumi juga berkontribusi terhadap percepatan rotasi. Studi menunjukkan bahwa perlambatan pada inti cair dapat memicu redistribusi momentum sudut ke mantel dan kerak Bumi, sehingga lapisan luar Bumi berputar lebih cepat. Fenomena ini menunjukkan bagaimana Bumi adalah sistem dinamis yang dipengaruhi oleh faktor internal yang kompleks.
3. Faktor Atmosfer dan Arus Laut
Perubahan dalam kecepatan angin global, badai besar, serta pola arus laut juga berperan dalam rotasi Bumi. Menurut NASA, pada musim panas, terutama pada Juli dan Agustus, pola aliran jet di atmosfer mengalami perubahan yang bisa memengaruhi kecepatan rotasi kerak Bumi. Ini mengindikasikan bahwa perubahan alami planet berfungsi untuk menjaga momentum rotasi.
4. Perubahan Distribusi Massa Bumi
Mencairnya es di kutub dan perubahan permukaan laut akibat perubahan iklim biasanya akan memperlambat rotasi Bumi. Namun, pada 2025, efek dari redistribusi massa di dalam Bumi cenderung lebih kuat. Pergerakan ini mengarahkan massa dari berbagai lapisan Bumi sehingga meningkatkan percepatan rotasi.
Dampak Hari Terpendek pada Kehidupan dan Teknologi
Meskipun perubahan durasi hari ini tidak terasa signifikan bagi kebanyakan orang, namun bisa berdampak besar pada sistem yang bergantung pada waktu presisi tinggi. Berikut beberapa konten yang akan terpengaruh:
-
Sistem Navigasi GPS
Perubahan sekecil 1,25 milidetik dapat mengganggu sinkronisasi satelit, yang pada gilirannya berpotensi mengurangi akurasi navigasi. -
Jaringan Perbankan
Transaksi keuangan global yang menggunakan sistem waktu presisi tinggi dapat terganggu jika tidak disinkronkan dengan benar. - Observatorium Astronomi
Teleskop di seluruh dunia memerlukan penyesuaian waktu yang sangat tepat guna memetakan posisi benda langit akurat.
Jika percepatan rotasi Bumi ini terus berlanjut, lembaga seperti International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) mungkin mempertimbangkan penerapan leap second negatif sekitar 2029, di mana satu detik akan dihapus dari waktu universal (UTC). Tindakan ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan bisa menjadi tantangan besar bagi infrastruktur teknologi global yang bergantung pada waktu yang terkoordinasi dengan tepat.
Dengan fenomena 5 Agustus 2025 sebagai salah satu hari terpendek, kita menyaksikan sejauh mana dinamika Bumi dan faktor-faktor luar seperti posisi Bulan dapat memengaruhi waktu yang kita kenal. Meskipun perubahan ini tampak kecil, dampaknya terhadap teknologi yang kita gunakan setiap hari patut diperhatikan dan disiapkan.





