Pratikno Usulkan Inovasi AI untuk Mitigasi Bencana di Indonesia

Indonesia, yang terletak di kawasan Cincin Api (ring of fire), memiliki risiko bencana alam yang sangat tinggi. Menghadapi tantangan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya inovasi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), sebagai alat mitigasi bencana. Ini disampaikannya saat meninjau acara Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) di JIExpo.

Pratikno menunjukkan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana di Indonesia sangat signifikan. "Kerugian yang harus diderita akibat bencana itu jumlahnya sangat besar,” ungkapnya. Dalam konteks ini, solusi yang paling efektif adalah mengoptimalkan teknologi, yang dapat memberikan kontribusi besar dalam penanganan bencana.

Penguatan Koordinasi Lintas Instansi

Menurut Pratikno, mitigasi bencana memerlukan koordinasi yang kuat antar lembaga terkait. Kemenko PMK berperan dalam sinkronisasi dan pengendalian yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Risiko bencana kita sangat besar. Kita harus menyelamatkan nyawa dan mengurangi risiko semaksimal mungkin,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk penanganan bencana dapat menghemat kerugian hingga empat kali lipat. Ini menunjukkan bahwa investasi dalam mitigasi bencana sangat penting, terutama dalam konteks perubahan iklim yang mungkin memperburuk frekuensi dan intensitas bencana.

Peran Teknologi dalam Penanganan Bencana

Kemajuan teknologi, terutama dalam era Revolusi Industri 4.0, menawarkan solusi praktis untuk berbagai tantangan yang dihadapi di lapangan. Pratikno menyatakan bahwa penggunaan drone dan sistem berbasis AI dapat mempermudah proses penyelamatan, terutama di lokasi yang sulit dijangkau. "Kita sering kali dihadapkan pada penyelamatan di tempat yang sangat menantang. Di sini, teknologi seperti drone sangat akurat dan diperlukan," jelasnya.

Dengan menggunakan drone yang dilengkapi dengan teknologi terkini, tim penyelamat dapat mengakses lokasi yang sulit dan mendapatkan informasi secara real-time. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi waktu respons dalam situasi darurat.

Peningkatan Adopsi AI di Indonesia

Data terbaru menunjukkan bahwa adopsi teknologi AI di Indonesia meningkat signifikan, tumbuh sebesar 47 persen secara tahunan. Tren ini menunjukkan optimisme masyarakat terhadap kemampuan teknologi dalam memecahkan masalah nyata, termasuk mitigasi bencana.

Pratikno mengajak semua pihak untuk bersama-sama melakukan inovasi dan kolaborasi lintas negara. "Kami sangat membuka diri untuk bekerja sama dengan negara-negara lain dalam bidang teknologi mitigasi bencana," katanya. Dalam pandangannya, kolaborasi ini akan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memanfaatkan pengalaman dan teknologi yang telah terbukti efektif di negara lain.

Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Meski demikian, penggunaan teknologi dalam mitigasi bencana juga dihadapkan pada tantangan. Infrastruktur yang memadai dan pelatihan bagi personel penyelamat menjadi kunci. Pemerintah berupaya untuk menyediakan pelatihan dan meningkatkan kapasitas alat dalam menghadapi bencana.

Ke depan, diharapkan pendekatan berbasis data yang didukung teknologi AI dapat menjadi bagian integral dari kebijakan mitigasi bencana di Indonesia. Dengan langkah strategis dan inovatif, Indonesia berpotensi untuk mengurangi dampak bencana dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Tantangan besar masih ada di depan, tetapi dengan kesinambungan inovasi, harapan untuk membangun Indonesia yang lebih tangguh semakin cerah.

Berita Terkait

Back to top button