China Ciptakan Baterai Lithium dengan Kapasitas 2 Kali Lipat Kuat dari Tesla

Peneliti dari Universitas Tianjin, China, baru saja mengumumkan terobosan signifikan di bidang teknologi baterai dengan menciptakan baterai logam litium yang memiliki kepadatan energi lebih dari 600 watt-jam per kilogram. Ini menjadikannya dua kali lipat dari baterai yang digunakan oleh Tesla, yang memiliki kepadatan energi sebesar 300 watt-jam per kilogram. Penemuan ini memiliki implikasi besar bagi industri kendaraan listrik, di mana kepadatan energi memainkan peranan penting dalam efisiensi dan bobot baterai.

Keberhasilan ini dipublikasikan dalam jurnal penelitian Nature, dan mencerminkan peningkatan 200% hingga 300% dibandingkan teknologi baterai saat ini. Dalam konteks ini, kepadatan energi yang lebih tinggi memungkinkan produsen untuk menciptakan baterai yang lebih kecil dan ringan, tanpa mengorbankan performa. Sebagai perbandingan, teknologi Blade dari BYD hanya memiliki kepadatan energi sebesar 150 watt-jam per kilogram.

Peningkatan ini berasal dari rancangan ulang elektrolit baterai yang membantu memperbaiki kekurangan dalam desain elektrolit sebelumnya. Dalam desain lama, struktural solvasi mengakibatkan hambatan pada kinerja baterai. Namun, dengan mengembangkan elektrolit baru yang disebut delocalised electrolyte, peneliti berhasil menciptakan lingkungan solvasi yang lebih tidak teratur dan terdelokalisasi. Ini nyata-nyata mengurangi hambatan transportasi ion li dan meningkatkan stabilitas, dua faktor krusial untuk kinerja baterai yang lebih baik.

Elektrolit baru ini juga menghasilkan lingkungan yang lebih heterogen, yang memfasilitasi dinamika ion litium yang lebih “cair.” Hasilnya, dalam percobaan yang dilakukan pada sel pouch baterai logam litium berkapasitas tinggi, berhasil tercapai kepadatan energi yang belum pernah didapat sebelumnya, yaitu 604,2 watt-jam per kilogram. Selain itu, baterai ini menunjukkan siklus stabil dengan lebih dari 100 kali pengisian ulang, menandakan potensi umur panjang yang menguntungkan bagi pengguna.

Terobosan ini datang di saat banyak perusahaan, termasuk Tesla, sedang berlomba untuk menghasilkan baterai yang lebih efisien dan dapat meningkatkan jarak tempuh kendaraan listrik. Dengan adanya baterai baru ini, diharapkan dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.

Baterai yang lebih kuat juga bisa memperluas cakupan penggunaan, tidak hanya terbatas pada kendaraan listrik, tetapi juga ke perangkat elektronik lainnya, termasuk smartphone dan laptop. Pengembangan ini menunjukkan bahwa inovasi dalam sains material dan teknik elektro dapat menciptakan solusi yang lebih baik untuk kebutuhan energi masa depan.

Namun, tantangan bukan hanya dari sisi teknologi, tetapi juga produksi dan skala. Meskipun penemuan ini menjanjikan, kemampuan untuk memproduksi dan menerapkan baterai baru ini dalam skala besar masih perlu dibahas lebih lanjut. Potensi pasar sangat besar, tetapi harus ada komitmen untuk mengatasi kendala manufacturability dan biaya.

Ketika industri kendaraan listrik terus berkembang, terobosan ini memberikan harapan baru. Inovasi seperti ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan otomotif, tetapi juga akan membantu mempercepat transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan di seluruh dunia.

Sementara banyak yang menunggu perkembangan berikutnya, penemuan ini menegaskan bahwa penelitian dan pengembangan dalam teknologi baterai masih memiliki ruang yang luas untuk berevolusi. Dengan kemajuan ini, masa depan baterai kendaraan listrik bisa lebih cerah, membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Berita Terkait

Back to top button