10 Spesies Hewan Terancam Punah di Dunia, Terbanyak Berada di Indonesia

Kehidupan satwa liar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menghadapi ancaman serius yang dapat menyebabkan kepunahan banyak spesies hewan. Data dari laporan Planet Hidup 2024 menunjukkan bahwa populasi satwa liar secara global telah menurun rata-rata 73 persen sejak tahun 1970. Ini adalah kondisi yang mengkhawatirkan mengingat lebih dari 47.000 spesies kini terdaftar sebagai terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Di antara spesies yang terancam punah tersebut, beberapa di antaranya berada di Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Trenggiling Sunda

Trenggiling Sunda merupakan salah satu hewan terancam punah yang paling mencolok. Spesies ini memiliki jumlah populasi yang menurun drastis akibat perburuan liar. Dagingnya dianggap komoditas mewah dan sisiknya sering digunakan dalam pengobatan tradisional. Perburuan tanpa kendali ini menjadi ancaman terbesar bagi keberlangsungan hidup trenggiling.

Harimau Sumatera

Subspesies harimau ini, dikenal sebagai Harimau Sumatera, merupakan yang terkecil dibandingkan dengan harimau lainnya, dengan berat sekitar 140 kilogram. Dikenal karena keindahannya, populasinya di Asia Tenggara meningkat secara signifikan antara tahun 1980-an hingga 2020, yang memperburuk ancaman terhadap jenis ini. Perburuan liar serta perdagangan komersial menjadi faktor utama yang mengancam kelangsungan harimau ini.

Orangutan Kalimantan dan Sumatra

Orangutan Kalimantan, yang hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan, diperkirakan berjumlah sekitar 104.700 individu. Namun, 40 persen habitatnya telah hilang akibat aktivitas manusia antara tahun 1973 hingga 2010. Di sisi lain, Orangutan Sumatra kini berjumlah kurang dari 14.000 individu dan terdaftar sebagai sangat terancam punah. Kedua spesies ini mengalami permasalahan yang serupa, di mana perusakan habitat dan perburuan menjadi ancaman utama.

Gorila Gunung

Gorila Gunung, yang hanya terdistribusi di pegunungan vulkanik di Republik Demokratik Kongo, Rwanda, dan Uganda, juga menghadapi risiko yang tinggi. Diperkirakan jumlah gorila ini mencapai 1.063 di alam liar, namun aktivitas manusia yang tidak terawasi terus menjadi ancaman. Upaya konservasi yang intensif tengah dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan.

Macan tutul Amur

Spesies ini adalah yang terlangka di dunia dengan populasi yang diperkirakan hanya sekitar 130 ekor di alam liar. Habitatnya yang terbatas di Timur Jauh Rusia dan Tiongkok timur laut membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas manusia yang merusak lingkungan.

Lumba-lumba Tanpa Sirip Sungai Yangtze

Lumba-lumba tanpa sirip ini adalah satu-satunya spesies lumba-lumba air tawar yang ditemukan di Sungai Yangtze, Cina. Polusi dan penangkapan ikan yang tidak terkendali menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup spesies ini yang saat ini terdaftar sebagai terancam punah.

Penyu Belimbing

Spesies penyu ini mengalami penurunan populasi yang mengkhawatirkan hingga 80 persen selama tiga generasi terakhir. Ancaman yang dihadapinya meliputi polusi plastik, perubahan iklim, dan kegiatan manusia yang merusak habitatnya.

Gajah Hutan Afrika dan Badak Hitam

Kedua spesies ini juga menghadapi ancaman serupa, dengan populasi gajah yang menurun lebih dari 80 persen selama 100 tahun terakhir. Badak Hitam mengalami penurunan populasi drastis akibat perburuan liar, meskipun upaya konservasi telah menunjukkan hasil positif.

Perubahan iklim dan aktivitas manusia, seperti perusakan habitat dan perburuan liar, memicu penurunan angka populasi spesies-spesies ini. Di Indonesia sendiri, upaya konservasi dan perlindungan secara hukum perlu ditingkatkan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati yang menjadi kebanggaan bangsa. Kontribusi masyarakat dalam konservasi sangat penting agar kita dapat mempertahankan spesies-spesies yang terancam punah ini demi masa depan ekosistem global.

Exit mobile version