Meta Platforms Inc. kembali melakukan langkah strategis dengan merombak struktur divisi kecerdasan buatan (AI) mereka. Perubahan ini diharapkan dapat membantu perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg untuk mengejar ketertinggalan dari raksasa AI seperti OpenAI dan Google. Melalui memo internal yang disampaikan pada Rabu (20/8/2025), Meta mengumumkan pembentukan organisasi baru bernama Meta Superintelligence Labs (MSL).
Dalam pengaturan baru ini, Meta membentuk empat kelompok yang berfokus pada berbagai aspek pengembangan AI. TBD Labs, yang dipimpin oleh Alexandr Wang — pendiri Scale AI yang baru bergabung sebagai Chief AI Officer — akan menjadi pusat utama pengembangan. Fokus utama TBD Labs adalah pada pengembangan foundation models, termasuk salah satu produk unggulan mereka, Llama, yang versi terbarunya dirilis pada April 2025.
Sementara itu, tiga kelompok lainnya memiliki tugas yang berbeda: satu akan fokus pada riset murni, lainnya akan berfungsi untuk integrasi produk, dan kelompok terakhir akan mengembangkan infrastruktur yang mendukung semua aktivitas AI yang sedang berlangsung. Struktur ini dirancang agar lebih efisien dalam mengejar inovasi dan meningkatkan kemampuan teknologi Meta di bidang kecerdasan buatan.
Langkah besar ini diambil seiring dengan meningkatnya kekhawatiran di kalangan eksekutif Meta mengenai posisi mereka di pasar AI. Beberapa waktu lalu, Zuckerberg terlibat langsung dalam upaya perekrutan talenta AI kelas dunia, menggambarkan urgensi Meta untuk menyandingkan diri dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah lebih dulu berinvestasi besar dalam AI. Keputusan ini bukannya tanpa alasan, mengingat posisi Meta yang dinilai mulai tertinggal di belakang OpenAI, Anthropic, dan Google DeepMind.
Tak hanya itu, Meta juga mencatatkan kemajuan dalam upaya merekrut peneliti AI ternama. Laporan dari The Information menunjukkan bahwa Meta berhasil menarik sejumlah peneliti dari OpenAI, termasuk nama-nama seperti Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren. Hal ini sejalan dengan laporan yang menyebutkan bahwa mereka juga berhasil merekrut tiga peneliti dari kantor OpenAI di Zurich, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai.
Tindakan agresif ini menunjukkan komitmen Meta untuk meningkatkan daya saing mereka dalam bidang yang sering kali diwarnai dengan cepatnya perkembangan teknologi dan inovasi. Dengan memperkuat divisi AI dan menambah jumlah talenta berpengalaman, Meta berharap bisa meraih kembali keunggulan yang mungkin hilang selama beberapa tahun kebelakang.
Membangun tim yang kuat di sekitar TBD Labs juga menjadi langkah signifikan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi Meta terhadap tuntutan pasar yang terus berubah. Sementara itu, kehadiran para ahli baru diharapkan dapat mempercepat proses inovasi dan perkembangan produk yang pada ujungnya dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna di seluruh dunia.
Meta tidak hanya menghadapi tantangan dari perusahaan pesaing yang sudah mapan tetapi juga dari startup baru yang mengandalkan AI sebagai inti dari bisnis mereka. Oleh karena itu, reformasi dalam struktur divisi AI ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa Meta tetap relevan dan dapat beradaptasi dengan lanskap teknologi yang terus berubah.
Dengan pembentukan Meta Superintelligence Labs, Meta berupaya menciptakan dasar yang kuat untuk inovasi AI serta meningkatkan integrasi produk yang lebih efisien. Transformasi ini diharapkan dapat membawa Meta ke jalur yang benar, seiring dengan komitmen mereka untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.





