Ransomware Serang Davita: 2,7 Juta Pasien Ginjal AS Terpengaruh

Serangan ransomware baru-baru ini menimpa DaVita Inc., perusahaan penyedia layanan dialisis ginjal terbesar di Amerika Serikat. Departemen Kesehatan AS melaporkan bahwa insiden tersebut telah berdampak pada sekitar 2,7 juta orang, memicu kekhawatiran tentang keamanan data pasien dan kelangsungan layanan kesehatan.

DaVita, yang memiliki jaringan hampir 3.000 klinik dialisis dan layanan perawatan di rumah, menyediakan perawatan bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis. Dengan fokus pada penyediaan layanan berkualitas tinggi yang hemat biaya, perusahaan ini mengandalkan pembayaran dari pemerintah dan asuransi swasta untuk pendapatannya. Namun, serangan siber pada April 2025 lalu mengancam integritas sistem operasional mereka.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan, DaVita mengonfirmasi bahwa pihak yang tidak berwenang telah berhasil mengakses basis data laboratorium yang berisi sejumlah informasi pribadi sensitif pasien. “Kami tengah memberitahukan pasien, termasuk mantan pasien, serta menyediakan berbagai sumber daya, termasuk layanan pemantauan kredit gratis, untuk membantu melindungi data mereka,” ungkap langsung perwakilan perusahaan.

Melalui insiden ini, DaVita menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan penting bagi pasien meskipun mengalami gangguan pada operasional. Tim perusahaan tetap berusaha untuk memulihkan sistem yang terdampak, meski belum bisa memastikan waktu pemulihan atau tingkat gangguan yang mungkin terjadi.

Keuangan perusahaan juga mengalami dampak langsung akibat serangan ransomware ini. Pada kuartal II tahun 2025, DaVita melaporkan biaya terkait serangan siber mencapai sekitar US$13,5 juta, setara dengan Rp220,7 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar US$1 juta (Rp16,3 miliar) dianggarkan untuk peningkatan layanan perawatan pasien, sementara US$12,5 juta (Rp204,3 miliar) digunakan untuk biaya umum dan administrasi serta pemulihan sistem yang melibatkan bantuan pihak ketiga.

Serangan ini menyoroti rentannya infrastruktur teknologi informasi di sektor kesehatan, yang semakin bergantung pada sistem digital. Dengan maraknya serangan siber terhadap lembaga kesehatan, kekhawatiran akan pelanggaran data semakin meningkat. Setiap serangan berpotensi mengungkap informasi sensitif yang dapat disalahgunakan.

DaVita tidak sendirian dalam menghadapi tantangan semacam ini. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan lainnya juga menjadi sasaran serangan serupa. Oleh karena itu, penting bagi semua institusi di sektor kesehatan untuk meningkatkan langkah keamanan siber dan melindungi data pasien dari ancaman yang semakin kompleks.

Menyikapi serangan ini, DaVita berkomitmen untuk meningkatkan sistem keamanan dan melindungi data pasien dengan lebih baik. Perusahaan menyadari bahwa kepercayaan pasien adalah aset paling berharga dan berupaya untuk memulihkan kepercayaan tersebut melalui transparansi dan langkah-langkah perlindungan lebih lanjut.

Untuk membantu pasien yang terdampak, perusahaan juga menyediakan akses kepada tim dukungan yang siap membantu menjawab pertanyaan dan memberikan panduan mengenai perlindungan data pribadi. Upaya ini tidak hanya bermanfaat bagi pasien saat ini tetapi juga kepada mereka yang pernah menerima layanan.

Insiden tersebut menjadi pengingat signifikan mengenai pentingnya perlindungan data di era digital. Masyarakat dan penyedia layanan kesehatan harus terus meningkatkan kesadaran akan risiko siber dan menerapkan praktik terbaik untuk melindungi informasi sensitif pasien. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan, demi kesehatan dan keamanan bersama.

Exit mobile version