China Luncurkan Chatbot AI Wukong di Stasiun Luar Angkasa Tiangong

Beijing baru-baru ini memperkenalkan chatbot kecerdasan buatan (AI) bernama Wukong di stasiun luar angkasa Tiangong. Inisiatif ini memungkinkan para astronaut untuk merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas penting selama tinggal di orbit. Dengan peluncuran Wukong, Tiongkok menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang berhasil menerapkan AI berbasis model besar bahasa (LLM) di luar angkasa, menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi kedirgantaraan.

Stasiun luar angkasa Tiangong telah beroperasi sejak 2022 dan secara aktif berfungsi sebagai pusat penelitian yang mendalami berbagai aspek luar angkasa. Penggunaan AI Wukong diharapkan dapat mempermudah komunikasi antara sistem yang berada di stasiun luar angkasa dan sistem yang ada di Bumi. Chatbot ini dikembangkan oleh perusahaan teknologi ternama iFlytek menggunakan model sumber terbuka, yang memungkinkan interaksi teks yang cepat dan efisien.

Sejak digunakan selama sebulan terakhir, AI Wukong telah membantu para astronaut dalam merencanakan berbagai kegiatan, termasuk bekerja di luar stasiun luar angkasa. Interaksi yang dilakukan melalui teks memfasilitasi pertukaran informasi yang real-time dan relevan. Wukong dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh astronaut, menciptakan pengalaman kerja yang lebih efisien dan terkoordinasi.

Penggunaan teknologi AI di luar angkasa bukanlah hal baru. Sebelumnya, pada tahun lalu, organisasi seperti Booz Allen dan HPE menerapkan LLM di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Sementara itu, perusahaan Airbus telah menguji robot pintar bernama CIMON pada 2018 untuk membantu mempercepat pekerjaan astronaut. Namun, peluncuran Wukong menandakan keberhasilan Tiongkok dalam mengintegrasikan AI dalam misi di luar angkasa, dan ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknologi AI secara global.

Salah satu aspek menarik dari AI Wukong adalah kemampuannya untuk mendukung astronaut dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. Dengan akses langsung ke database pengetahuan yang luas, Wukong dapat membantu astronaut mengatasi permasalahan yang muncul secara dinamis. Ini juga berdampak positif terhadap keselamatan dan efisiensi misi jangka panjang.

Saat ini, Tiongkok tengah meningkatkan ambisi untuk menjadi pemimpin dalam penelitian luar angkasa. Dengan pengenalan Wukong, negara ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi roket dan peluncuran satelit, tetapi juga semakin meningkatkan penggunaan kecerdasan buatan dalam operasi luar angkasa. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat mempercepat perkembangan pengetahuan tentang luar angkasa dan meningkatkan efektivitas misi-misi ke depan.

AI Wukong tidak hanya menjadi alat bantu bagi astronaut, tetapi juga merepresentasikan langkah penting dalam kolaborasi manusia dan mesin. Melalui interaksi yang efisien, astronaut dapat lebih fokus pada tantangan yang dihadapi selama eksplorasi luar angkasa. Hal ini mencerminkan evolusi teknologi yang semakin maju dan mengarah pada penciptaan sistem kerja yang lebih cerdas dan beradaptasi.

Ke depannya, dengan kehadiran teknologi seperti AI Wukong, diharapkan misi luar angkasa akan menjadi lebih produktif dan sukses. Para ahli berharap bahwa teknologi ini dapat memperluas kapabilitas astronaut dan, pada akhirnya, berkontribusi kepada eksplorasi luar angkasa yang lebih dalam dan kompleks. Penerapan teknologi AI inilah yang menjadi sorotan utama dalam perkembangan kedirgantaraan Tiongkok.

Dengan langkah ini, Tiongkok menunjukkan komitmennya untuk tidak tertinggal dalam perlombaan luar angkasa global. Inovasi semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengeksplorasi lebih dalam potensi teknologi AI di luar angkasa, dan membuat penelitian luar angkasa menjadi lebih fungsional dan bermanfaat bagi umat manusia.

Berita Terkait

Back to top button