Heboh Fenomena Halo Matahari di Depok: Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Warga Depok baru-baru ini dikejutkan oleh munculnya fenomena alam yang menarik perhatian, yaitu halo matahari. Banyak yang mengagumi kehadiran cincin cahaya di sekitar matahari ini, sambil mempertanyakan apa sebenarnya penyebab di balik kejadian tersebut. Fenomena halo matahari ini terlihat jelas di langit, memicu rasa ingin tahu dan keingintahuan masyarakat mengenai asal usul dan penjelasannya.

Menurut informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini terjadi akibat interaksi cahaya matahari dengan kristal es berbentuk heksagonal yang terdapat di lapisan atmosfer, khususnya di awan tinggi jenis cirrostratus. “Cahaya yang menembus kristal-kristal es tersebut akan dibiaskan dan dipantulkan, sehingga membentuk pola cincin dengan radius sekitar 22 derajat dari pusat matahari,” jelas Setyoajie Prayoedhie, Direktur Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG.

Cincin halo tersebut biasanya memanjang dengan warna yang menyerupai pelangi, dengan bagian dalam yang cenderung merah dan bagian luar yang kebiruan. Meski terlihat menakjubkan, fenomena ini tergolong alami dan tidak berbahaya. Menurut BMKG, halo matahari merupakan bagian dari dinamika alam yang wajar dan sering terjadi, terutama saat cuaca cerah dengan keberadaan awan tinggi.

Masyarakat tidak perlu merasa panik ketika menyaksikan halo matahari, karena fenomena ini tidak berkaitan dengan tanda bahaya tertentu. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menikmati keindahan dari fenomena ini,” tambah Ajie. Meskipun demikian, penting bagi masyarakat untuk tidak menatap matahari secara langsung agar tidak merusak mata. Disarankan untuk menggunakan kacamata hitam berfilter UV atau lensa kamera dengan filter khusus saat ingin mengamati dan mendokumentasikan fenomena tersebut.

Proses terjadinya halo matahari berhubungan dengan interaksi sinar matahari dan kristal es di atmosfer. Tidak seperti hujan atau awan biasa yang terbentuk dari tetesan air, kristal es yang berada di ketinggian tinggi membiaskan cahaya matahari, menghasilkan lingkaran cahaya yang dikenal sebagai halo. Pembiasan cahaya yang melewati kristal tersebut akan menciptakan efek pemisahan warna yang memukau. Kristal es ini biasanya berasal dari awan cirrus yang berada 6 kilometer atau lebih di atas permukaan bumi.

Fenomena halo ini bukanlah hal baru bagi manusia. Di masa lalu, fenomena ini sering kali dilihat sebagai pertanda akan turunnya hujan. Namun, dengan pemahaman sains yang semakin mendalam, kita sekarang tahu bahwa halo matahari terjadi karena pembiasan cahaya melalui kristal es pada awan cirrus di ketinggian tertentu. Prosesnya mirip dengan pelangi, di mana cahaya yang menembus kristal es berbentuk prisma akan dipantulkan atau dibiaskan dan menghasilkan warna yang menakjubkan di sekitar matahari.

Fenomena halo matahari yang terjadi di Depok menjadi bukti nyata keindahan alam yang bisa disaksikan kapan saja, asalkan kondisi atmosfer mendukung. Keberadaan halo ini menunjukkan keajaiban alam yang bisa terus kita pelajari dan nikmati. Meskipun tampak jarang, fenomena serupa dapat muncul sewaktu-waktu. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat diharapkan lebih memahami dan mengapresiasi keindahan alam yang ada di sekitar kita.

Exit mobile version