Penggunaan gas air mata dalam situasi kerumunan sering dilihat sebagai instrumen non-mematikan untuk mengendalikan massa. Namun, bahaya yang ditimbulkan oleh gas ini patut dipertimbangkan, terutama ketika gas air mata sudah kedaluwarsa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mónica Kräuter, ahli kimia dari Universitas Simón Bolívar, gas air mata kedaluwarsa dapat berubah menjadi senyawa beracun seperti sianida, fosgen, dan nitrogen. Senyawa-senyawa ini dapat menambah tingkat bahaya dari gas air mata yang sudah tidak layak pakai.
Gas air mata, yang sering digunakan untuk mem dispersal kerumunan, umumnya terdiri dari senyawa seperti o-chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloroacetophenone (CN), dan oleoresin capsicum (OC). Meskipun gas aktif sudah menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, gas air mata yang kedaluwarsa jauh lebih berisiko. Sebuah laporan dari Asosiasi Dokter Kashmir menyebutkan bahwa paparan gas air mata kedaluwarsa dapat menyebabkan luka bakar, kejang, kebutaan, dan bahkan meningkatkan risiko keguguran pada wanita hamil.
Ketika gas air mata digunakan, mekanisme pembakaran dalam tabung dapat terganggu jika sudah kedaluwarsa. Menurut Dr. Rob Hendrickson, seorang Direktur Medis di Oregon Poison Center, gas kedaluwarsa bisa keluar pada konsentrasi berbahaya. Perubahan kimia pada komponen gas setelah tanggal kedaluwarsa juga berkontribusi pada bahaya ini.
Dampak Kesehatan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Efek langsung dari paparan gas air mata dapat dirasakan dalam hitungan detik. Iritasi akan terjadi terutama pada mata, sistem pernapasan, dan kulit. Gejala seperti air mata berlebihan, kemerahan pada mata, sesak napas, serta rasa terbakar pada kulit bisa muncul dengan cepat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa seseorang juga dapat mengalami mual, panik, hingga luka bakar kulit.
Namun, dampak dari paparan gas air mata tidak hanya bersifat jangka pendek. Paparan berkepanjangan atau dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Gangguan pada organ pernapasan dan mata dapat muncul sebagai efek dari paparan terus-menerus. Meskipun banyak gejala yang hilang setelah beberapa saat terpapar, konsekuensi jangka panjang bisa berisiko pada individu yang lebih rentan.
Pentingnya Kesadaran dan Penanganan
Karena gas air mata, baik yang aktif maupun kedaluwarsa, memiliki potensi menciptakan situasi darurat, penting bagi aparat yang menggunakannya untuk menyadari risiko ini. Kesadaran akan tanggal kedaluwarsa dan potensi perubahan kimia pada gas sangat penting untuk mencegah dampak fatal. Penanganan yang tepat terhadap paparan gas air mata juga harus ditekankan, di mana individu yang terpapar disarankan untuk segera menjauh dari area paparan dan membersihkan diri.
Keterlibatan dokter dan profesional kesehatan dalam pengendalian massa juga bisa menjadi langkah yang efektif. Dengan berkolaborasi, pencegahan kejatuhan dari penggunaan gas air mata kedaluwarsa bisa diminimalisir, dan pengelolaan situasi kerumunan dapat dikelola lebih aman.
Ke depan, perlu ada penelitian lebih lanjut tentang efek jangka panjang gas air mata, baik yang kedaluwarsa maupun tidak, terutama di negara-negara yang sering menggunakannya untuk mengendalikan kerumunan. Dengan mengutamakan keselamatan masyarakat dan memahami risiko yang ada, kita dapat mengambil langkah untuk mencegah potensi bencana kesehatan akibat penggunaan gas air mata yang tidak tepat.





